Kementerian ESDM: Tren Perusahaan Berbasis Energi Fosil Bergeser ke EBT
- Tren masyarakat dunia saat ini telah beralih ke energi terbarukkan yang ramah lingkungan seperti Energi Baru Terbarukan (EBT).
Nasional
JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengungkapkan, tren masyarakat dunia termasuk korporasi saat ini telah beralih ke energi terbarukkan yang ramah lingkungan seperti Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dadan mengatakan adanya tren pemanfaatan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan ke depan diperkirakan terus meningkat seperti yang dilakukan beberapa perusahaan-perusahaan minyak dan gas bumi besar dunia seperti, Total, Equinor, Shell, dan Eni.
"Ini semua sudah bergerak ke arah penyediaan energi bersih yang selama ini mereka bisnisnya adalah berbasis energi fosil (kemigasan) dan anggaran 5-6 tahun terakhir mereka melakukan transaksi yang besar untuk bergeser menjadi pemain-pemain energi baru terbarukkan," ujar Dadan Kusdiana di acara Energy Transition Mechanism dilansir Kamis, 30 Maret 2023.
- IHSG Berpeluang Naik Seiring dengan Optimisme dari Sektor Teknologi, Inilah 6 Rekomendasi Saham Hari Ini
- Public Expose Hari Ini, Merdeka Battery Materials (MBMA) Berpotensi Raup Dana Rp9 Triliun
- Bermodal Kinerja, Pupuk Kaltim Genjot Produksi Raih Peluang Pasar Global dan Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Sejak 2015, kata Dadan, penyediaan listrik berbasis EBT selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan penyediaan listrik dari sumber energi berbasis fosil. Hal ini menurut Dadan menunjukkan bahwa transisi energi sudah terjadi di dunia atau di negara-negara maju semakin besar dari tahun ke tahun.
Berdasarkan paparan Dadan, pada 2020 persentase pembangkit yang berbasis energi fosil hanya 17% atau di bawah 20%. Sisanya itu pembangkit yang berbasis energi terbarukan. Berdasarkan simulasi yang sudah dilakukan, Indonesia terus berupaya mencapai Net Zerro Emission (NZE).
Berdasarkan simulasi yang sudah dilakukan, sektor energi ini masih akan mengeluarkan emisi sebesar 129 juta ton di 2060.
Dadan menjelaskan, untuk mencapai NZE syarat utama adalah memastikan adanya pergeseran dari sumber energi berbasis fosil ke yang berbasis listrik seperti pengadaan kendaraan listrik baru atau hasil konversi listrik.
Langkah lain adalah mempelajari dan mengembangan Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization Storage untuk menangkap dari CO2 tersebut. Terakhir, mengembangkan energi baru terbarukkan baru seperti hydrogen dan amoniak, ke enam efisiensi energi.