Kementerian ESDM Ungkap Alasan JETP Ditunda

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan alasan penundaan peresmian draf rencana investasi komprehensif atau Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) Just Energy Transition Partnership (JETP) yang sebelumnya ditargetkan selesai sebelum ulang tahun Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, kemungkinan tetap harus ditunda sampai akhir 2023. 

“Kami hitung ulang supaya perencanaannya bagus terus nanti akan dikonsultasi kepada publik dulu,” kata Dadan saat ditemui di kantornya pada Jumat, 18 Agustus 2023.

• Anggaran Kesehatan 2024 Naik jadi Rp186,4 Triliun, Dipakai untuk Apa?
• Pemangkasan Suku Bunga China dapat Jadi Stimulus Penguatan Rupiah
• Melalui Transformasi Digital, Petrokimia Gresik Perkuat Komitmen Penyaluran Pupuk Subsidi

Adapun Kementerin ESDM bersama dengan sekretariat JETP berencana untuk memberi waktu untuk konsultasi publik terhadap draf CIPP.

Selain akan melakukan diskusi publik terlebih dahulu, alasan lainnya masih ada beberapa dokumen baru berkaitan dengan data-data pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Data-data itu milik pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP) yang potensial untuk ikut mendapat pendanaan pensiun dini atau early retairment.

Harapannya setelah dilakukan dikusi publik, dokumen CIPP dapat diluncurkan resmi secara bersama oleh Pemerintah Indonesia dan negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) diakhir tahun.

Sekedar informasi, melansir kementerian ESDM negara -negara yang tergabung dalam IPG di antaranya Amerika Serikat (AS), Jepang, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Jerman, Norwegia, Italia, serta Inggris dan Irlandia. Kemitraan ini juga termasuk Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) Working Group.