Kementerian ESDM Was-Was, Harga Minyak Dunia Makin Mahal
- Direktur Jendral Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji buka suara terkait harga minyak dunia yang terus merangkak naik, bahkan mendekati US$100 per barel.
Energi
JAKARTA - Direktur Jendral Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji buka suara terkait harga minyak dunia yang terus merangkak naik, bahkan mendekati US$100 per barel.
Tutuka Ariadji mengatakan bahwa pihaknya menyebutkan tingginya harga minyak saat ini berpengaruh pada sisi hulu dan hilir sektor minyak di Indonesia.
"Kalau ke hilir iya (berpengaruh), karena kita impor hilir kan," kata Tutuka, saat ditemui di Kementerian ESDM Selasa, 26 September 2023.
- Gaji Telat, 30 Pilot Makapai Vietnam Hengkang
- Blinken: Kerja Sama Militer Korut-Rusia Rusak Perdamaian Global
- Tak Mau Kalah, Getty Images Luncurkan AI Image Generator dengan Stok Fotonya Sendiri
Terlebih dari sisi hilir, karena Indonesia net importir minyak, maka lonjakan harga minyak dunia bisa berdampak pada lonjakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri.
Harga minyak yang meroket ini memang bisa membawa keuntungan bagi sisi hulu minyak. Namun begitu, Tutuka juga mengatakan bahwa pihaknya was-was jika harga minyak terus menerus melambung, karena akan berpengaruh negatif pada biaya operasi hulu migas yang diperkirakan juga akan meningkat.
Tak hanya Tutuka, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Menkeu) angkat bicara terkait tren kenaikan harga minyak dunia yang masih cukup tinggi. Hal ini di khawatirkan turut mengganggu Indonesia.
Menurut Sri Mulyani, perkembangan harga minyak akhir-akhir ini masih terus dimonitor dan mendapat perhatian pemerintah. Termasuk pengaruhnya kepada beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penerimaan pajak hingga dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB).
"Jadi kami lihat perkembangan akhir-akhir ini yang naik sangat tinggi karena di satu sisi ada sisi suplainya Saudi dan Rusia, OPEC secara khusus mengendalikan atau menurunkan jumlah produksinya, masih kita monitor," katanya kepada awak media di the 4thInternational Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG), Rabu 20 September 2023.
Sebelumnya, kekhawatiran akibat harga minyak mentah Brent yang terus merangkak naik di angka US$93,70 per barel alias tertinggi sepanjang tahun ini juga direspon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Menurut Arifin kenaikan harga minyak telah memicu kenaikan harga BBM non subsidi. Di mana dikhawatirkan memicu masyarakat beralih untuk menggunakan BBM bersubsidi Pertalite.
Menteri ESDM ini mengkhawatirkan jika kondisi tersebut terjadi, akan membuat kuota Pertalite yang ditetapkan APBN jebol. Oleh karena itu, Arifin mengimbau agar masyarakat khususnya yang mampu tidak masuk ke sektor subsidi. Masyarakat tetap menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan atau RON diatas Pertalite.