<p>Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat mengikuti rapat dengan komisi VI DPR RI, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Kementerian Investasi Tawarkan 22 Proyek Prioritas Senilai Rp37,32 Triliun ke Investor

  • Kementerian Investasi / BKPM menawarkan 22 proyek investasi yang tersebar di 13 provinsi Indonesia.
Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menawarkan 22 proyek investasi prioritas kepada para investor senilai Rp37,32 triliun dan tersebar di 13 provinsi.

Ke 22 proyek tersebut masuk dalam Peta Peluang Investasi 2022 yang diluncurkan di Bali, Jumat, yang berfokus di sektor sumber daya alam dan industri manufaktur.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, dengan adanya peta peluang investasi tersebut, maka promosi investasi bisa dilakukan dengan lebih terarah dan tidak sekadar menyampaikan kondisi umum Indonesia.

Bahlil menjelaskan peta peluang investasi itu disusun berdasarkan perincian terkait potensi investasi di daerah lengkap dengan studi kelayakannya (feasibility studies).

Peta peluang investasi akan membuat investor mengetahui dengan jelas rincian investasi yang akan ditanam, mulai dari nilainya, durasi pengembalian modal hingga potensi pasarnya juga proses perizinan dan lainnya.

“Ini adalah sebuah instrumen untuk mempermudah para investor dalam meyakinkan mereka untuk bisa melakukan investasi,” katanya, dalam sambutannya secara daring, Jumat, 16 Desember 2022.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan mengatakan 22 proyek di peta peluang investasi itu merupakan lanjutan dari peta peluang investasi yang telah diluncurkan.  Pada Maret 2022, diluncurkan sebanyak 47 proyek investasi berkelanjutan senilai Rp155,2 triliun.

Indra juga memastikan peta peluang investasi bukan sekadar kajian akademik tetapi merupakan proposal bisnis yang harus terjual dan terealisasi di lapangan.

“Alhamdulillah sudah ada delapan penjajakan awal, jadi ini belum wisuda tapi sudah dilirik oleh para calon-calon investor,” katanya.

Setelah diluncurkan, 22 proyek investasi itu akan diunggah ke laman resmi BKPM agar bisa dikunjungi langsung oleh para calon investor yang berminat. Setelah ada peminatnya, calon investor bisa langsung melakukan kunjungan ke lapangan dan didorong untuk langsung memperoleh perizinan.

Adapun ke-22 proyek investasi yang ditawarkan meliputi 11 proyek investasi di sektor sumber daya alam meliputi perkebunan, hortikultura, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan energi. 

Kemudian, 11 proyek investasi berbasis industri yang meliputi industri kimia, industri aneka, industri logam, industri mesin, industri alat transportasi dan industri elektronika. Adapun 22 proyek investasi itu terdiri dari 9 proyek di Pulau Jawa dan 13 proyek di luar Pulau Jawa.

Rincian proyek

Secara rinci, ke 22 proyek investasi yang ditawarkan itu terdiri dari proyek pembangkit listrik tenaga surya di Banten dan Kalimantan Timur; agribisnis peternakan sapi potong di NTT; perkebunan tebu terintegrasi di Sumatera Selatan; agribisnis peternakan sapi pedaging di NTB; dan hortikultura komoditas jeruk siam madu di Sumatera Utara.

Selanjutnya, proyek tanaman pangan budi daya kedelai di Sulawesi Selatan; hortikultura perkebunan pisang terintegrasi di Jawa Timur; budi daya udang di NTB; perikanan tangkap terintegrasi di Maluku; juga budi daya rumput laut di Sulawesi Selatan.

Di sektor industri manufaktur, proyek-proyek yang ditawarkan yaitu industri pengolahan jagung untuk pakan ternak di Gorontalo; industri bioetanol di Jawa Timur; industri logam tembaga di Jawa Timur; industri alat dan mesin pertanian di Jawa Timur; industri motor listrik untuk kendaraan listrik di Jawa Barat; industri garam farmasi di Jawa Timur; serta industri ban pesawat terbang dari karet alam di Jawa Barat.

Selanjutnya industri alat kesehatan dari karet alam di Sumatera Utara; industri wing in ground di Kepulauan Riau; industri bahan baku komponen elektronika di Kalimantan Barat; dan industri panel surya di Banten.

Proyek-proyek yang merupakan pra-studi kelayakan ini diharapkan bisa berkontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) terutama pengentasan kemiskinan (SDGSs Nomor 1), pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDGs Nomor 8), serta berkurangnya kesenjangan (SDGs Nomor 10).