Kemenkeu 1.png
BUMN

Kementerian Keuangan Usulkan ID FOOD Dapat PMN Non Tunai Rp2,56 Triliun

  • PT Rajawali Nusantara (RNI) induk Holding Pangan BUMN dengan nama ID FOOD mengajukan tambahan penyertaan modal negara (PMN) non tunai sebesar Rp2,56 Triliun.

BUMN

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau induk Holding Pangan BUMN dengan nama ID FOOD mengajukan tambahan penyertaan modal negara (PMN) non tunai sebesar Rp2,56 triliun.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rionald Silaban mengatakan, tambahan PMN non tunai tersebut untuk memperbaiki struktur permodalan dan menjadi salah satu milestone pasca pembentukan holding tersebut.

"Diharapkan dengan kita lakukannya konversi ini maka tambahan PMN non tunai ini akan memperbaiki struktur permodalan holding BUMN industri pangan dan ini juga merupakan salah satu milestone waktu pembentukan holding dilakukan," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR pada Selasa, 19 September 2023.

Rionald menambahkan, adanya ussulan tambahn PMN berasal dari konversi piutang pokok negara berupa Rekening Dana Investasi (RDI), Subsidiary Loan Agreement (SLA), dan eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) kepada ID FOOD.

Pasalnya, profitabilitas kinerja ID FOOD cukup rendah disebabkan besarnya beban utang dan rendahnya laba. Harapannya PMN non tunai ini mampu memperbaiki struktur permodalan holding BUMN pangan dan rasio keuangan.

Sekedar informasi, ID FOODmemiliki mandat dalam membantu mendukung ketahanan pangan melalui penguatan ekosistem pangan nasional melalui kemitraan dengan petani, peternak, nelayan, dan UMKM.

Target Pendapatan

Tahun ini, ID FOOD menargetkan pendapatan sebesar Rp17 triliun pada 2023. Hal ini sejalan dengan target peningkatan produksi sejumlah komoditas yang dioperasikan oleh beberapa anak usaha perseroan.

Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan potensi kinerja perseroan pada sisi operasional meliputi komoditas gula yang ditargetkan naik sekitar 13% dari tahun 2022.

“Secara rinci, target produksi Gula Kristal Putih (GKP) sebanyak 300.433 ton, yang dikelola oleh PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II dan PT PG Candi Baru,” ujarnya belum lama ini saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pengesahan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2023.

Komoditas perikanan, Frans menargetkan pada sektor yang dikelola anggota holding PT Perikanan Indonesia sebanyak 16.087 ton produksi perikanan atau naik sekitar 24% dari yang diprogramkan tahun lalu. Begitupun pengelolaan pabrik pakan ikan ditargetkan produksi sekitar 4.328 ton. 

Pada perbenihan, produksi tahun ini ditargetkan sebesar 19.033 ton atau naik 11% dari tahun 2022. Begitupun perberasan di tahun 2023 memiliki target produksi 36.438 ton atau melonjak 177 % dari program tahun 2022, yang akan dikelola anggota holding PT Sang Hyang Seri.

“Di sektor peternakan, ID FOOD Group menargetkan produksi Ayam DOC sebanyak 19.173.927 ekor atau naik 22 persen dari program tahun 2022 yang akan dikelola angggota holding PT Berdikari,” imbuh Frans.

Sementara itu, pada komoditas garam, ia menargetkan anggota holding PT Garam untuk berkontribusi sebanyak 53,2 ton/ha produksi garam atau naik sekitar 17% dari program yang dicanangkan sepanjang tahun 2022. 

“Dari konsolidasi penjualan ID FOOD Group termasuk kontribusi pada sektor perdagangan dan logistik yang dikelola PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Rajawali Nusindo, dan anggota holding lainnya diharapkan tahun 2023 ini dapat mencapai pendapatan yang ditargetkan,” ucap dia.