Kementerian Komunikasi Malaysia Meminta Pemerintah Sahkan Kripto sebagai Alat Transaksi
- Melalui Wakil Menteri Datuk Zahidi Zainul Abidin, KKMM meminta pemerintah untuk mengesahkan kripto sebagai alat transaksi.
Fintech
JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Multimedia Malaysia (KKMM) mendukung adopsi mata uang kripto di negaranya. Melalui Wakil Menteri Datuk Zahidi Zainul Abidin, KKMM meminta pemerintah untuk mengesahkan kripto sebagai alat transaksi.
Selain meminta pemerintah untuk membuat kripto menjadi alat transaksi yang sah, Zahidi pun mendorong regulator Malaysia untuk mendukung ekosistem non-fungible token (NFT).
Menurut Zahidi, pengesahan mata uang kripto di Malaysia dapat mendukung generasi muda secara signifikan. Pasalnya, industri cryptocurrency saat ini semakin populer di kalangan anak muda di Malaysia dan seluruh dunia.
- Bitcoin cs Memerah, ApeCoin Merosot hingga 10 Persen
- Dirut Asuransi Tugu Pratama Indra Baruna Mengundurkan Diri
- Harga Minyak Dunia Menguat Usai Ukraina Sebut Tidak Akan Serahkan Kota Mariupol
Zahidi pun menyatakan bahwa keputusan soal regulasi kripto diserahkan kepada regulator keuangan Malaysia, termasuk bank sentral dan Komisi Sekuritas Malaysia. Namun, pihak Zahidi bersedia untuk mengangkat isu ini karena industri kripto dinilai oleh KKMM sebagai program bisnis dan keuangan masa depan.
“Kami berharap pemerintah dapat mencoba melegalkan ini (kripto) sehingga kami dapat memperluas partisipasi kaum muda dalam cryptocurrency dan membantu mereka dalam hal konsumsi energi dan sebagainya,” ungkap Zahidi sebagaimana dikutip dari CoinTelegraph, Selasa, 22 Maret 2022.
Sebelumnya, pada awal Maret, Menteri Keuangan Malaysia Tengku Datuk Seri Zafrul Tengku Abdul Aziz menegaskan bahwa pembayaran dengan menggunakan mata uang kripto seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) adalah ilegal karena dianggap tidak memenuhi karakteristik universal uang.
- 5 Jalan Tol Indonesia dengan Biaya Konstruksi Paling Mahal
- Siap-Siap, 2 Ruas Jalan Tol Trans Jawa akan Diberlakukan Tarif Baru
- Ada Hunian di Sekeliling Mall, Ini Wujud Rumah yang Diyakini Jadi Inspirasi Film 'UP'
“Secara umum, aset digital bukanlah penyimpan nilai dan alat tukar yang baik. Ini karena aset digital rentan terhadap fluktuasi harga yang bergejolak akibat investasi spekulatif, risiko pencurian karena ancaman siber, dan kurangnya skalabilitas,” ujarnya.
Tengku pun mengatakan bahwa Bank Negara Malaysia sedang berupaya memperkenalkan mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC) dan mengembangkan ekosistem lainnya yang berhubungan dengan blockchain untuk merespon perkembangan tren di industri aset digital.