Gedung Bank Rakyat Indonesia (BRI) di kawasan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Kempeskan Beban Bunga, BRI Raup Laba Bersih Rp12,44 Triliun Semester I-2021

  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 22% year on year (yoy) pada semester I-2021.

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Emiten pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 22% year on year (yoy) pada semester I-2021. Laba bersih bank yang fokus pada pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini naik dari Rp10,20 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp12,44 triliun pada semester I-2021.

Capaian in membuat laba per saham (earning per share) BBRI terbang dari Rp83 pada semester I-2020 menjadi Rp102 per lembar pada semester I-2021. Laba bersih bank only BRI yang stabil ini ditopang oleh keberhasilan BRI meredam beban bunga pada paruh pertama tahun ini.

Pendapatan bunga BRI merangkak naik 9,21% yoy menjadi Rp58,55 triliun dari sebelumnya Rp53,16 triliun pada semester I-2020. Kendati demikian, beban bunga perseroan justru merosot 34,42% yoy dari Rp18,60 triliun menjadi Rp12,20 triliun.

Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso menyebut strategi itu menjadi kunci utama pertumbuhan laba bersih BRI pada paruh pertama 2021. Selain itu, dirinya menyebut pemulihan ekonomi yang berjalan kencang selama enam bulan pertama tahun ini semakin mendorong geliat UMKM yang menjadi pangsa pasar utama perseroan.

“Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,07% pada kuartal II dan capaian yang baik selama semester I-2021 menandakan adanya kebangkitan dari sektor UMKM di Indonesia,” ungkap Sunarso dalam konferensi pers, Jumat, 6 Agustus 2021.

Dari segi intermediasi bank, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp929,40 triliun atau naik tipis 0,70% secara tahunan. Lebih rinci, kredit itu terdiri dari segmen mikro Rp336,56 triliun, kecil dan menengah Rp236,82 triliun, korporasi Rp145,94 triliun, dan konsumer Rp180,08 triliun.

Meski begitu, BRI mencatat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 3,30%. Angka itu hanya berselisih tipis dari NPL gross perbankan nasional pad Juni 2021 yang sebesar 3,24%.

BRI pun menyiapkan NPL coverage atau pencadangan sebesar 254,85% atau 2,5 kali lipat dari total NPL Gross.  “Ini menunjukan coverage kita untuk memenuhi prinsip kesiapsiagaan sangat tinggi,” jelas Sunarso.

Ditinjau dari entitas tunggal, total aset BRI pada semester I-2021 ini tergelincir. Nilai aset BRI mengalami penurunan tipis dari Rp1.421,78 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp1.411,62 pada akhir Juni 2021.

Meski begitu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI masih berhasil tumbuh tipis 2,33% menjadi Rp1.096,45 triliun pada semester I-2021. Dana itu terdiri dari tabungan Rp461,70, giro sebesar Rp191,39 triliun, deposito Rp443 triliun. 

Adapun Capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal BRI per akhir Juni 2021 berada di level 19,98% atau dua kali lipat lebih tinggi dari batas bawah yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) sebesar 8%. Sementara likuiditas BRI masih terjaga dengan nilai Loan to deposit ratio (LDR)  84,77%.