Nasional

Kenaikan Harga Beras Jadi Salah Satu Biang Kerok Inflasi, Ini Penyebabnya

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan harga beras selama 4 bulan terakhir terus mengalami kenaikan. Walaupun, inflasi di November 2022 beras turut andil sebesar 0,37% secara month to month (mtm) dan dalam tren menurun atau lemah.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan harga beras selama 4 bulan terakhir terus mengalami kenaikan. Walaupun, andil kenaikan beras terhadap inflasi November sebesar 0,37% secara month to month (mtm) dan dalam tren menurun atau lemah.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengungkapkan, faktor suplai dan permintaan ikut berpengaruh bagi kenaikan harga beras. BPS mencatatkan produksi beras pada November 2022 diproyeksi mencapai 2,24 juta ton atau turun dari periode Oktober 2022 sebesar 2,43 juta ton.

Berdasarkan paparan data BPS menunjukkan pada bulan Agustus 2022, inflasi beras mencapai 0,54% secara mtm, lalu melonjak jadi 1,44% di bulan September 2022. Pada Oktober 2022 sempat melandai menjadi 1,13% dan terus melemah ke 0,37% di bulan November 2022 ini.

"Produksi beras di kuartal keempat 2022 mengalami koreksi. Terjadi penurunan produksi di bulan Desember, akibatnya shortage stok beras nasional," kata Setianto dalam konferensi pers, Kamis, 1 Desember 2022.

Tak hanya itu kenaikan biaya produksi dan keterbatasan pasokan membuat pedagang tengah melakukan antisipasi sehingga harga di pedagang naik. Setianto menambahkan, kenaikan menjelang akhir tahun memicu kenaikan harga beras atau fluktuasi harga.

Namun secara umum, Setianto mengakui, andil kenaikan harga BBM turut memicu kenaikan harga-harga bahan pangan kedepan.

Adapun BPS mencatat, harga beras pada Oktober 2022 atau setelah kenaikan harga BBM di awal September 2022 ikut melonjak menjadi Rp11.837 per kg dan kembali naik ke angka Rp11.877 per kg di bulan November 2022.