Aktivitas bongkar muat di terminal petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin, 18 April 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Kenaikan Harga Komoditas Ini Picu Inflasi di Negara Maju dan Berkembang

  • Menkeu Sri Mulyani menyatakan lonjakan harga komoditas menyebabkan seluruh negara di dunia terkena imbasnya.
Nasional
Muhammad Heriyanto

Muhammad Heriyanto

Author

JAKARTA - Agresi militer oleh Rusia ke Ukraina telah menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas global. Kenaikan harga komoditas global khususnya energi dan pangan ini memicu kenaikan inflasi di berbagai negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan berbagai komoditas mengalami kenaikan harga secara year to date (1 Januari 2022 hingga 20 Mei 2022), terutama sektor energi dan pangan.

Dirinci, dari sektor energi, gas alam naik sebesar 125,8% secara year to date (ytd) atau dihitung 1 Januari 2022 hingga 20 Mei 2022. Sementara batu bara melonjak sebesar 116,1% (ytd). 

Kemudian, dari sektor pangan, Crude Palm Oil (CPO) naik 20,9% (ytd), gandum atau wheat naik sebesar 55,6% (ytd) dan jagung naik sebesar 31,5% (ytd). Kemudian, kedelai naik sebesar 28,1% (ytd) dan gandum-ganduman atau grain naik sebesar 15,5% (ytd).

“Mengalami kenaikan, seluruh komoditas yang sangat menentukan daya beli yakni energi dan pangan,” ujar Sri Mulyani dalamYoutube Kementerian Keuangan, dikutip Selasa, 24 Mei 2022.

Ditambahkan, lonjakan harga komoditas itu menyebabkan seluruh negara di dunia terkena imbasnya. Salah satu imbasnya yakni terjadinya inflasi yang tinggi di berbagai negara, baik negara maju maupun berkembang.

“Banyak negara tidak melakukan shock absorber, jadi kenaikan ini langsung dirasakan oleh rakyat. Sehingga masyarakat mengalami inflasi yang melonjak tinggi,” tambah Sri Mulyani.

Adapun negara maju yang mengalami inflasi per Mei 2020 diantaranya, Amerika Serikat sebesar 8,4% secara year on year (yoy), Inggris sebesar 9% (yoy) dan Korea Selatan sebesar 4,8% (yoy), yang biasanya hampir mendekati 0% (yoy).

Kemudian, Rusia sebesar 17,8% (yoy) yang disebabkan juga oleh adanya sanksi-sanksi dari berbagai negara.

Sementara itu, negara berkembang yang mengalami inflasi tinggi diantaranya, India sebesar 7,8% (yoy), Meksiko sebesar 7,7% (yoy) dan Afrika Selatan sebesar 5,9% (yoy).