
Kenaikan IPL Jadi Buah Simalakama bagi Pemilik Apartemen
- Kenaikan IPL dan air bersih di apartemen menjadi salah satu faktor stagnansi dari tren penjualan apartemen. Calon pembeli memilikirkan ulang jika memiliki apartemen saat iuran itu kian tinggi.
Properti
JAKARTA - Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengatakan kenaikan Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) maupun air bersih Apartemen yang terus menerus akan menjadi beban bagi pemilik unit. Hal ini disebabkan karena apartemen di Indonesia bukan menjadi pilihan pertama sebagai tempat tinggal dibandingkan rumah tapak.
"Memang kecenderungan IPL apartemen itu memang lebih tinggi dibandingkan di rumah tapak,tentu ini akan menjadi beban," katanya dalam Media Briefing Colliers secara virtual pada Senin, 14 April 2025.
- Investree Resmi Dibubarkan, Inilah yang Harus Dilakukan Nasabah
- “Oleh-Oleh” Prabowo dari Timur Tengah: Dari Jet Tempur, hingga Dana Rp33 Triliun
- Guyuran Dana Pemerintah Bisa jadi Bumerang Koperasi Desa
Ferry menjelaskan kenaikan IPL dan air bersih di apartemen menjadi salah satu faktor stagnansi dari tren penjualan apartemen. Calon pembeli memilikirkan ulang jika memiliki apartemen saat iuran itu kian tinggi.
"Namun kenaikan IPL itu memang wajar sih apalagi saat ini untuk ukuran satu kamar dan studio memang sudah tinggi,"lanjutnya
Namun seperti buah simalakama, pemilik apartemen mau tak mau harus mengikuti aturan tersebut. Pasalnya kata Ferry, jika tidak dampak yang dirasakan akan langsung menyasar penghuni dengan kehilangan service-service yang ada karena ketergantungan dengan fasilitas didalamnya.
Berdasarkan data Colliers Indonesia, jika dilihat dari kepemilikan apartemen di Jabodetabek selama tiga tahun terakhir, yield sewa apartemen relatif stabil, berada di -4%.
Alasannya di indonesia sendiri, apartemen sebagai instrumen investasi, masih kurang menarik dibandingkan obligasi dan deposito di mana gross yield masing-masing 7% dan 5%. Sedangkan take-up rate berada di 87,8%. Dari total 162 unit yang terjual, 90% nya berasal dari projek eksisting.
Sedangkan di jenis apartemen sewaan, menurut Colliers tidak ada apartemen service baru yang beroperasi pada kuartal ini. Bahkan tingkat hunian turun menjadi 56,8%. Salah satu faktornya adalah kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, khususnya pada apartemen yang mayoritas penyewanya dari sektor pemerintah.
Sebelumnya, kenaikan IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan) apartemen sedang menjadi perdebatan hangat. Pemerintah berencana mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11% pada IPL, yang disambut dengan penolakan dari para penghuni.
Selain itu, kenaikan IPL juga dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti peningkatan pengeluaran untuk pemeliharaan, usia gedung, dan fasilitas yang tersedia.