<p>Ilustrasi suku bunga acuan dan kurs rupiah. / Pixabay</p>
Nasional

Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Dinilai sebagai Langkah yang Tepat

  • Menurut Ryan, kenaikan suku bunga BI sebesar 50 basis poin adalah langkah yang agresif sekaligus taktis dan antisipatif.
Nasional
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Ekonom dan Co-founder serta Dewan Pakar Institute of Social, Economic, and Digital (ISED) Ryan Kiryanto menilai kenaikan suku bunga (BI) yang diumumkan Kamis kemarin sebagai langkah yang tepat.

Menurut Ryan, kenaikan suku bunga BI sebesar 50 basis poin adalah langkah yang agresif sekaligus taktis dan antisipatif.

"Saya menilai tepat, taktis, dan timely keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 20 Oktober 2022 yang memutuskan untuk menaikkan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%," ujar Ryan kepada TrenAsia, Jumat, 21 Oktober 2022.

Ryan berpendapat bahwa keputusan BI ini cukup tepat untuk menurunkan ekspetasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi di kisaran 6%-7% setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang lalu.

Selain itu, kenaikan suku bunga BI juga diinisiasi untuk memastikan inflasi inti ke depan bisa kembali ke sasaran 2%-4% lebih awal dari yang sebelumnya ditargetkan di paruh awal 2023.

"Tak kalah pentingnya, keputusan BI tersebut juga dimaksudkan untuk menjaga dan memperkuat kebijakan upaya menstabilkan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS agar sesuai dengan nilai fundamentalnya, yakni kinerja perekonomian yang stabil dan terus tumbuh positif," ucap Ryan.

Menurut Ryan, depresiasi rupiah yang terjadi saat ini adalah anomali karena sejatinya fundamental ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan AS.

Namun, akibat faktor sentimen global yang saat ini tengah membayang-bayangi, rupiah dan mata uang negara lain terus terkoreksi oleh dolar AS.

"Depresiasi rupiah terjadi karena faktor sentimen, bukan fundamental. Ini karena The Fed menaikkan Fed Fund Rate sangat agresif untuk memerangi inflasi yang sempat menyentuh 9% supaya turun ke target 2%," kata Ryan.

 Sebagai informasi, BI dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) resmi menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 50 bps menjadi 4,75%, suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 4,00% dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 5,50%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, keputusan untuk menaikkan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi (overshooting) dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran sebesar 3,0%.

"Kami memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023," ujar Perry melalui video yang diunggah di kanal akun YouTube Bank Indonesia, Kamis, 20 Oktober 2022.