Kenaikan Suku Bunga dan Perlambatan Ekonomi China Membuat Nilai Kurs Rupiah Terus Melemah
- Menurut data perdagangan Bloomberg, Rabu, 28 September 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 41 poin di level Rp15.165 perdolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Kenaikan suku bunga yang diinisiasi sejumlah bank sentral di negara maju dan perlambatan ekonomi China tahun ini terus mendorong nilai kurs rupiah untuk melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut data perdagangan Bloomberg, Rabu, 28 September 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 41 poin di level Rp15.165 perdolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Selasa, 27 September 2022, nilai kurs rupiah ditutup di level Rp15.124 perdolar AS.
- United Tractor (UNTR) Bagi-Bagi Dividen hingga Rp3,05 Triliun, Cek Jadwalnya!
- Poundsterling Melemah Terhadap Dolar, Pemerintah Inggris Terus Awasi Pasar Keuangan
- Jelang Penetapan Sanksi Eropa, Ekspor Minyak Rusia ke Asia Makin Kencang
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, saat ini ada ekspetasi bahwa dunia akan mencapai jurang resesi secara serentak pada 2023.
Resesi tersebut disebabkan oleh inflasi yang tinggi serta lonjakan harga pangan dan energi di beberapa negara, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat.
Kondisi inflasi itu pun memicu bank-bank sentral di sejumlah negara maju untuk mengerek suku bunga dan memperketat likuiditas.
Kebijakan itu pun pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dunia sehingga negara-negara berkembang pun akan merasakan dampaknya.
"Apabila bank sentral di seluruh dunia secara kompak melakukan kenaikan suku bunga yang cukup ekstrem, maka resesi dunia pada 2023 kemungkinan tidak dapat dielakkan," kata Ibrahim dikutip dari riset harian, Rabu, 28 September 2022.
- Meski Eropa Musuhi Rusia, Emasnya Masih Membanjiri Swiss
- Nilai Kurs Rupiah Sentuh Rp15.000 per Dolar AS, Terdampak Sentimen The Fed dan Kenaikan BBM
- Mulai Ramai Diminati, Medco Energi (MEDC) Disebut Tertarik Beli 10 Persen PI Shell di Blok Masela
Ekspetasi resesi itu berpengaruh kepada lonjakan permintaan aset safe haven sehingga dolar AS pun terus menguat dan melemahkan nilai tukar mata uang dari negara lainnya.
Sementara itu, perlambatan ekonomi China tahun ini pun menjadi sentimen yang buruk untuk Asia karena negara Tirai Bambu itu menjadi pusat perdagangan di kawasan tersebut.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi untuk bergerak di kisaran Rp15.110 - Rp15.150 perdolar AS.