Kenaikan Suku Bunga Fed Belum Capai Puncak, Rupiah Ditutup Melemah
- Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 21 Juli 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 41 poin di posisi Rp15.027 per-dolar AS.
Finansial
JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup melemah 41 poin pada perdagangan hari ini, Jumat, 21 Juli 2023, karena kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) ternyata belum mencapai puncaknya.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 21 Juli 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 41 poin di posisi Rp15.027 per-dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Kamis, 20 Juli 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 11 poin di level Rp14.986 per-dolar AS.
- Pembuat Mobil Listrik Vietnam Bangun Pabrik di Amerika Serikat
- Juara! Warga Singapura Bisa Akses 192 Negara Tanpa Visa
- PBB Ungkap Ciri Negara yang Gagal Sistemik
Sebelumnya, analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra sudah memprediksi bahwa rupiah akan melemah pada perdagangan hari ini.
Prediksi tersebut dilatarbelakangi oleh klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis semalam dan mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja yang masih cukup kuat dan dapat memicu kenaikan inflasi.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 9.000 menjadi 228.000 untuk pekan yang berakhir pada 15 Juli 2023.
Dengan demikian, peluang The Federal Reserve (The Fed) untuk mengerek suku bunga pun semakin besar karena adanya potensi inflasi untuk naik kembali.
Menurut data CME FedWatchTool, 99,8% pelaku pasar saat ini memprediksi The Fed akan mengerek suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%-5,5%.
"Berbagai data terkini dari AS mengisyaratkan pasar tenaga kerja AS masih kuat dan bisa menaikkan inflasi. Kondisi ini memicu ekspektasi pasar bahwa The Fed mungkin tidak akan menurunkan kebijakan suku bunganya dalam waktu dekat," ujar Ariston kepada TrenAsia, Jumat, 21 Juli 2023.
Pada perdagangan sebelumnya, rupiah menguat karena inflasi AS yang terus menyurut membuat pasar berekspektasi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya lebih awal.
Namun, dengan data klaim tunjangan pengangguran yang ternyata berada di luar ekspektasi, pelaku pasar pun kembali memprediksi The Fed masih akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneternya dan mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga AS belum mencapai puncaknya.
- Rusia Bujuk Negara Asia Tenggara Tinggalkan Dolar AS
- Tiga Juta Rokok Ilegal Disita Sepanjang Semester 1-2023
- Dorong Transisi Energi, Pertamina dan Toyota Kembangkan Kendaraan Hidrogen
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, di samping data klaim pengangguran AS, dolar AS pun hari ini didukung sikap pelaku pasar yang masih mengurai data untuk mengukur jalur kebijakan moneter dari bank-bank sentral Eropa, Jepang, dan AS.
BOJ kemungkinan akan merevisi perkiraan inflasi tahun ini dalam proyeksi baru yang akan dirilis pekan depan, dan sebelumnya Gubernur BOJ Kazuo Ueda sudah mengatakan pada awal pekan ini bahwa inflasi di negeri Matahari Terbit masih jauh dari target 2%.
"Bank sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 27 Juli menurut semua ekonom dalam jajak pendapat Reuters, sebagian besar dari mereka pun berekspektasi kenaikan lagi pada bulan September," ujar Ibrahim kepada wartawan, Jumat, 21 Juli 2023.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan Senin, 24 Juli 2023, nilai kurs rupiah berpotensi melemah di rentang Rp15.000-Rp15.070 per-dolar AS.