<p>Batu Bara</p>
Nasional

Kenali Jenis Batu Bara Mulai dari Emisi Rendah hingga Tinggi

  • Indonesia adalah negara tropis dengan banyak hutan dan pegunungan. Ini membuat negara ini berpotensi menjadi salah satu penghasil batu bara terbesar di dunia.

Nasional

Ilyas Maulana Firdaus

JAKARTA — Indonesia sedang mencoba transformasi energi. Meninggalkan sumber energi listrik berbasis batu bara menjadi energi yang terbarukan seperti panas bumi, matahari, hidrogen, dan nuklir.

Indonesia adalah negara tropis dengan banyak hutan dan pegunungan. Ini membuat negara ini berpotensi menjadi salah satu penghasil batu bara terbesar di dunia. Namun, penggunaan batu bara mulai dikurangi, akibat emisi karbon yang cukup tinggi, serta adanya transformasi energi kepada yang lebih ramah lingkungan.

Perlu diketahui, batu bara memiliki beberapa jenis tingkatan dengan mengacu pada proses “pembatubaraan”. Sebuah proses alami yang dihasilkan dari alam itu sendiri. Proses yang dimulai dari fosil tanaman dan hewan yang terkubur berubah menjadi lebih padat, kering, semakin keras, dan semakin kaya akan karbon.

Jenis-Jenis Batu Bara

1. Lignite

Jenis batu bara lignite tidak memiliki kandungan mineral yang tinggi seperti tipe gambut, lignite memiliki tingkat mineral sebesar 25 hingga 35% saja. Dengan karakteristik yang cukup lunak, batu bara jenis ini banyak digunakan untuk bahan bakar listrik tenaga uap meskipun tidak terlalu optimal akibat nilai kalor yang rendah. 

2. Sub-bituminous

Jenis batu bara sub-bituminous memiliki tingkat karbon yang lebih tinggi dibanding lignite yaitu sekitar 35 hingga 45%. Jenis ini banyak ditemukan pada pembangkit listrik tenaga uap karena nilai kalornya yang baik. Dengan pembakaran di suhu yang tinggi, baru bara ini dapat mengurangi jumlah karbon monoksida yang dilepaskan.

3. Bituminous

Bituminous merupakan batu bara keras dan sangat padat dengan warna hitam atau coklat, serta kandungan mineral yang sangat rendah dengan tingkatan mineral 8 hingga 10% saja. Namun, kandungan karbon dari batu bara ini menjadi sangat tinggi, sekitar 45 hingga 86%. Selain jenis lignite, batu bara bituminous paling sering digunakan untuk menjadi bahan bakar listrik tenaga uap.

4. Antrasit

Antrasit berada pada tingkatan teratas jenis batu bara dengan kepadatan dan kekerasan paling tinggi, bertekstur lebih hitam mengkilat. Dengan kandungan mineral paling rendah dibandingkan batu bara lainnya hanya sebesar 8%, juga kandungan karbon yang cukup tinggi 86 hingga 98%. Batu bara ini umumnya digunakan dalam pembuatan baja dan besi.

Untuk batu bara yang sering digunakan di PLTU Indonesia merupakan jenis batu bara lignite, sub-bituminous, dan bituminous. Penggunaan batu bara di PLTU menggunakan jenis dengan kandungan karbon menengah.