<p>Hannibal Barca</p>
Gaya Hidup

Kenapa Bangsa Romawi Kuno Membangun Patung Musuh Terbesarnya?

  • Jakarta-Jika di Jakarta ada patung besar Jenderal Hendrik Merkus de Kock  yang dengan licik menangkap Pangeran Diponegoro pasti akan terasa aneh mengingat dia adalah musuh Indonesia pada masa lalu.  Atau bayangkan Amerika membangun patung Ho Chi Minh di tengah Kota New York, atau Nikita Khrushchev di Washington DC. Sesuatu yang hampir mustahil dilakukan mengingat keduanya […]

Gaya Hidup
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

Jakarta-Jika di Jakarta ada patung besar Jenderal Hendrik Merkus de Kock  yang dengan licik menangkap Pangeran Diponegoro pasti akan terasa aneh mengingat dia adalah musuh Indonesia pada masa lalu.  Atau bayangkan Amerika membangun patung Ho Chi Minh di tengah Kota New York, atau Nikita Khrushchev di Washington DC. Sesuatu yang hampir mustahil dilakukan mengingat keduanya adalah musuh-musuh besar Amerika.

Tetapi bangsa Romawi kuno memilih cara yang berbeda. Mereka justru membangun patuh salah satu musuh paling kejam dan paling kuat yang pernah mereka hadapi yakni Hannibal Barca.

Roma di masa jayanya memang tidak terkalahkan dan mengalahkan banyak negara. Tetapi sebelum itu, Kekaisaran Romawi muda bahkan tidak sebesar Italia modern. Dalam Perang Punisia, mereka memilih kerajaan yang salah untuk dilawan yakni Carthage.

Carthage jauh lebih kuat daripada Roma kecil, dan kepemimpinannya dalam pasukan juga lebih mumpuni. Salah satunya adalah Hannibal Barca, yang dikenal sejarah hanya sebagai Hannibal.

Hannibal berperang dengan Roma sejak awal Perang Punisia pertama, dan pada Perang Punisia Kedua Hannibal benar-benar menunjukkan kekuatannya. Setelah menghancurkan sekutu-sekutu Romawi di Spanyol modern, ia pergi melintasi pegunungan yang sekarang dikenal sebagai Alpen untuk menghantam Roma dari belakang, sebuah langkah yang tidak seorang pun mengira, apalagi Roma.

Langkah langkah yang mengejutkan dunia kuno ini memungkinkan Hannibal menjarah bagian utara Italia selama hampir setahun. Musim semi berikutnya, ia menghancurkan pasukan Romawi di Cannae, membunuh atau menangkap sekitar 70.000 orang.

Selama hampir satu dekade, Hannibal dan pasukannya bekerja keras di sekitar Semenanjung Italia, mengalahkan Romawi dan membunuh ribuan orang dalam pertempuran di Tarentum, Capua, Silarus, Herndonia, dan Petelia.

Puluhan ribu orang Romawi mati di tangan Hannibal dan pasukannya. Bangsa Romawi tidak menyerah, dan Carthage  mengalami kekalahan tempat di tempat lain. Roma mendapatkan sekutu dan pasukan baru, sementara Hannibal tidak bisa merebut pelabuhan Romawi hingga dia tidak menerima pasokan. Akhirnya Dia  dipanggil kembali ke Afrika di mana dia dikalahkan oleh orang-orang Romawi di Pertempuran Zama. Pasukannya hancur tetapi Hannibal lolos melarikan diri.

Roma tidak pernah mendapatkan musuh terbesarnya setelah Hannibal yang sampai saat ini tidak pernah diketahui tempat terakhirnya.  Namun setelah Hannibal pergi selama beberapa dekade, orang Roma tetap hidup dalam ketakutan dan khawatir mungkin dia akan membangun pasukan dan kembali untuk membalas dendam.

Ketika Roma sedang dalam masa kejayaannya, dan ancaman kembalinya Hannibal semakin berkurang seiring berjalannya waktu, orang-orang Romawi kemudian membangun patung-patung Hannibal di jalan-jalan, sebuah peringatan bahwa mereka dapat mengalahkan musuh yang benar-benar layak dan tangguh.