Nampak konsumen mencoba melakukan pengisian usai pembukaan dan uji coba Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bagi penghuni Apartemen Sudirman Park, Jakarta, Sabtu 1 Oktober 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Kendaraan Listrik dan Ekonomi Digital Diproyeksikan Jadi Pendorong Pasar Modal Indonesia

  • Ambisi pemerintah terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dapat memberikan dorongan ke pasar modal
Industri
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Perusahaan jasa keuangan global J.P. Morgan melihat bahwa industri kendaraan listrik dan ekonomi digital dapat menjadi pendorong kinerja pasar modal Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Head of Indonesia Equities Research J.P. Morgan Henry Wibowo dalam Media Roundtable di Energy Building, Kamis, 2 Maret 2023.

Menurut Henry, ambisi pemerintah terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dapat memberikan dorongan ke pasar modal Indonesia.

Pasalnya, Indonesia adalah negara produsen nikel terbesar di dunia. Logam tersebut paling banyak digunakan dalam produksi kendaraan listrik.

Dengan peluang yang cukup tinggi di produksi nikel, produsen material Indonesia pun dikenakan peringkat overweight (OW) oleh J.P. Morgan.

Henry menyampaikan, dengan cadangan nikel yang besar, Indonesia memiliki tujuan untuk menjadi pusat ekosistem kendaraan listrik di Asia Tenggara, dan J.P. Morgan sendiri sudah melihat kemajuan yang baik di industri electric vehicle ini sejak dua tahun terakhir.

"Di mana negara ini telah menandatangani lebih dari selusin kesepakatan senilai lebih dari US$15 miliar (Rp228,75 triliun dalam asumsi kurs Rp15.250 per-dolar Amerika Serikat/AS) dengan perusahaan seperti Hyundai Motor, CATL, antara lain untuk memproduksi kendaraan listrik dan baterai serta membangun rantai pasokan," ujar Henry.

Selain kendaraan listrik, industri ekonomi digital pun dinilai J.P. Morgan dapat menjadi pendorong kinerja pasar modal domestik walaupun diterpa oleh tantangan dari tren kenaikan suku bunga seiring dengan inflasi yang merangkak naik.

Menurut Henry, persaingan di industri ekonomi digital untuk menuju profitabiltas menjadi fokus utama bagi perusahaan berbasis internet di Indonesia pada tahun 2023.

"Mereka (perusahaan teknologi) telah mengambil berbagai langkah efisiensi biaya tahun lalu dan memperkenalkan tools monetisasi pendapatan terkini untuk mempercepat dan mencapai profitabilitas yang berkelanjutan. Langkah-langkah tersebut tentu harus membuahkan hasil tahun ini," kata Henry.

Selain mengenakan peringkat OW pada produsen material dan ekonomi digital Indonesia, J.P. Morgan juga memberikan peringkat tersebut kepada beberapa segmen yang lain.

Lembaga keuangan dikenakan peringkat OW oleh J.P. Morgan karena tata kelola dan manajemen risiko yang membaik di ekosistem bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Selain itu, sektor kebutuhan pokok konsumen dan layanan kesehatan pun memperoleh peringkat OW karena adanya profil pertumbuhan yang defensif di keduanya.