Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (Reuters/Denis Balibouse)
Dunia

Kepala WHO: Segera Hentikan Penderitaan di Gaza

  • Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengajukan gencatan senjata dan solusi nyata untuk konflik Israel-Palestina dalam sebuah seruan emosional kepada badan pengatur kesehatan global pada Kamis, 25 Januari 2024.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengajukan gencatan senjata dan solusi nyata untuk konflik Israel-Palestina dalam sebuah seruan emosional kepada badan pengatur kesehatan global pada Kamis, 25 Januari 2024.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, diketahui pernah mengalami perang saat kecil dan anak-anaknya bersembunyi di bunker selama pemboman dalam perang perbatasan Ethiopia-Eritrea pada tahun 1998-2000.

Ia menjadi emosional saat menggambarkan kondisi di Gaza yang hancur akibat serangan bom, di mana lebih dari 25.000 orang telah tewas.

“Saya benar-benar percaya karena pengalaman saya sendiri bahwa perang tidak membawa solusi, kecuali lebih banyak perang, lebih banyak kebencian, lebih banyak penderitaan, lebih banyak kehancuran,” ujarnya.

“Jadi, mari kita pilih perdamaian dan selesaikan masalah ini secara politis,” ungkap Tedros kepada Dewan Eksekutif WHO di Jenewa selama diskusi tentang darurat kesehatan Gaza.

“Saya pikir Anda semua telah mengatakan solusi dua negara dan seterusnya, dan berharap perang ini akan berakhir dan beralih ke solusi yang benar,” katanya, sebelum akhirnya terhenti, menggambarkan situasi saat ini sebagai sesuatu yang di luar kata-kata.

Dilansir dari Reuters, pada Jumat, 26 Januari 2024, Israel melancarkan kampanyenya untuk melenyapkan Hamas setelah para militan menyerbu Israel pada 7 Oktober, dan membunuh 1.200 orang, kebanyakan dari mereka warga sipil, dan membawa lebih dari 200 sandera kembali ke Gaza.

Duta besar Israel mengatakan komentar Tedros mewakili kegagalan total kepemimpinan. “Pernyataan dirjen tersebut merupakan perwujudan dari segala sesuatu yang salah dengan WHO sejak 7 Oktober lalu,” terang Meirav Eilon Shahar dalam komentar yang dikirim ke Reuters.

“Tidak disebutkan tentang para sandera, pemerkosaan, pembunuhan orang Israel, atau militerisasi rumah sakit dan penggunaan perisai manusia yang tercela oleh Hamas,” sambung dia.

Dia juga menuduh badan kesehatan global bersekongkol dengan Hamas, mengatakan WHO menutup mata terhadap kegiatan militer Hamas di rumah sakit Gaza.

Dalam pidato yang sama, Tedros memperingatkan bahwa lebih banyak orang di Gaza akan meninggal karena kelaparan dan penyakit.

“Jika Anda menambahkan semua itu, saya pikir tidak mudah untuk memahami betapa mengerikannya situasinya,” katanya.