sadnaya.jpeg
Dunia

Kepedihan di Penjara Saydnaya, Ikon Kegelapan Kekuasaan Assad

  • Saydnaya adalah salah satu tempat paling terkenal, yang dikenal sebagai "rumah jagal".

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Saat warga Suriah bersuka cita di seluruh negeri minggu ini, banyak yang panik mencari orang-orang terkasih yang hilang di bawah pemerintahan Bashar al-Assad.

Selama beberapa hari massa telah berdatangan ke penjara Saydnaya yang terkenal kejam. Fasilitas yang telah menjadi identik dengan penahanan sewenang-wenang, penyiksaan , dan pembunuhan.  

Orang-orang berbondong-bondong menuju fasilitas terkenal di utara Damaskus itu. Sementara lalu lintas membentang berkilo-kilometer. Bahkan sebagian meninggalkan mobil mereka untuk berjalan kaki di bagian terakhir yang menanjak. Melewati pagar kawat berduri dan menara pengawas.

Sama seperti istana Assad yang mengungkap besarnya kekayaan dan gaya hidup mewah keluarganya, penjara-penjaranya telah mengonfirmasi kengerian yang telah diketahui dengan sangat baik oleh rakyat Suriah selama lima dekade terakhir.

Fasilitas penahanan rezim Assad yang terkenal kejam adalah lubang hitam. Sejak tahun 1970-an, siapa pun yang dianggap sebagai lawan akan dilenyapkan. Saydnaya adalah salah satu tempat paling terkenal, yang dikenal sebagai "rumah jagal". Tempat sebanyak 13.000 orang diperkirakan digantung antara tahun 2011 hingga 2015. Data itu menurut Amnesty International.

Tidak mengherankan, itu adalah salah satu lokasi pertama yang menjadi fokus pasukan anti-Assad saat mereka bergerak menuju Damaskus dalam serangan kilat. Setelah pejuang revolusioner menggulingkan Assad pada hari Minggu muncul gambar-gambar tahanan Saydnaya yang dibebaskan. Hal ini– yang mendorong banyak warga Suriah membanjiri media sosial untuk mencari bantuan guna menemukan orang-orang yang mereka cintai.

Pada hari Senin, banyak orang yang mengambil tindakan sendiri dan menyerbu penjara. Ini didorong oleh rumor bahwa ribuan orang masih dipenjara di bagian terdalam fasilitas tersebut, area bawah tanah yang dikenal sebagai “bagian merah.”

Inilah rumor yang memicu kerumunan massa pada hari Senin. Gagasan bahwa di suatu tempat yang terkubur di dalam Saydnaya terdapat sebuah gua berisi sel-sel tahanan yang belum ditemukan yang berisi orang-orang Suriah yang hilang. Tetapi tidak jelas apakah daerah itu benar-benar ada.  Sehingga timbul kekhawatiran mereka yang dianggap hilang mungkin tidak akan pernah ditemukan.

Pencarian Dilakukan

Organisasi sukarelawan Pertahanan Sipil Suriah, juga dikenal sebagai White Helmets mengerahkan tim khusus ke penjara tersebut yang mengebor dan memalu beton. Para pejuang berteriak agar orang-orang diam agar suara tahanan yang terjebak di dalam dapat didengar oleh petugas penyelamat. 

Keheningan menyelimuti kerumunan dan beberapa orang berlutut sambil menunggu konfirmasi. Seekor anjing pelacak membantu. Namun, tidak ada jalan masuk yang ditemukan.

Dalam pernyataan pada hari Senin, White Helmets mengatakan mereka tidak menemukan bukti adanya sel rahasia atau ruang bawah tanah yang belum ditemukan. Atau area yang belum dibuka atau tersembunyi di dalam fasilitas tersebut. Mereka mengatakan pencarian terhadap kemungkinan tahanan di penjara telah berakhir dan menghimbau orang-orang di media sosial untuk menghindari penyebaran informasi yang salah.

Asosiasi Tahanan dan Orang Hilang di Penjara Seydnaya (ADMSP) juga mengatakan semua tahanan telah dibebaskan pada Minggu siang. “Klaim klaim tentang tahanan yang terjebak di bawah tanah adalah tidak berdasar dan tidak akurat,” kata lembaga tersebut.

Mounir Al-Fakir, mantan tahanan Saydnaya dan mitra pendiri ADMSP kepada CNN mengatakan,  fasilitas itu berisi satu tingkat sel bawah tanah. Tetapi ia tidak yakin ada lapisan tersembunyi di bawahnya. Menurut perkiraannya sekitar 3.000 tahanan telah dibebaskan setelah pembebasan Damaskus.

Namun, keputusasaan keluarga yang memeriksa seluruh penjara pada hari Senin. Mereka memeriksa setumpuk besar dokumen yang tertinggal. Bahkan meski harus menggunakan senter ponsel dalam kegelapan. Situasi ini– mencerminkan penderitaan menunggu selama bertahun-tahun tanpa petunjuk apa pun tentang apa yang terjadi pada orang yang mereka cintai di dalam sel Saydnaya yang sempit dan kumuh.

Seorang wanita mengangkat foto saudara laki-lakinya, yang diambil 12 tahun lalu, nasibnya tidak diketahui. Menruutnya dia akan berusia 42 tahun sekarang. "Dia punya dua anak perempuan dan seorang putra yang belum pernah ditemuinya. Kami hanya ingin memastikan apakah dia masih hidup atau sudah meninggal. Hanya Tuhan yang tahu," katanya.

Beberapa orang yang baru dibebaskan telah bersatu kembali dengan keluarga mereka yang bahagia,  tetapi ada hal pahit sekaligus manis setelah penahanan mereka yang lama. Suheil Hamawi, 61, menghabiskan lebih dari tiga dekade dipenjara di berbagai penjara Suriah, dan akhirnya kembali ke rumah di desanya di Chekka di Lebanon utara pada hari Senin.

"Ini adalah perasaan yang sangat indah, perasaan yang benar-benar indah," kata Hamawi kepada kantor berita AFP. "Saya menemukan bahwa cinta masih ada di sini, dan keluarga masih ada di sini."

Namun, kembali ke rumah membuat mantan narapidana itu menyadari betapa banyak tahun yang telah ia lewatkan. “Saya punya cucu, tetapi saya tidak pernah merasa tua sampai putri putra saya memanggil saya 'Kakek',” kata Hamawi. “Saat itulah saya menyadari bahwa saya telah kehilangan begitu banyak waktu.”