<p>Konglomerat Pieter Tanuri pemilik saham pengendali PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) atau klub sepak bola Bali United / Foto: Baliutd.com</p>
Korporasi

Kepincut Bisnis Teknologi, Bali United (BOLA) Milik Pieter Tanuri Bentuk Anak Usaha Rp3,6 Miliar

  • Pemilik klub sepak bola Bali United mendirikan anak usaha untuk ekspansi ke bisnis teknologi berbasis ekonomi baru.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA - Emiten klub sepak bola Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), mengumumkan pendirian anak usaha bernama PT Ekonomi Baru Investasi Teknologi pada 22 September 2021.

Emiten milik konglomerat Pieter Tanuri tersebut mengaku kepemilikan saham sebanyak 90% pada perusahaan itu dengan nilai Rp3,6 miliar.

"Perseroan telah melakukan setoran modal secara penuh pada 22 September 2021," tulis manajemen BOLA, Jumat, 24 September 2021.

Anak perusahaan itu bergerak pada bidang aktivitas holding, informasi dan komunikasi, serta aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis. Melalui perusahaan ini juga perseroan berencana melakukan investasi pada bisnis teknologi berbasis ekonomi baru.

"Pendirian anak usaha ini tidak akan memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan," tambahnya lagi.

Berdasarkan laporan keuangan interimnya, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp35,43 miliar sepanjang semester I-2021. Angka ini merosot 22,73% year-on-year (yoy) dari pendapatan semester pertama 2020, sebesar Rp45,85 miliar.

Meskipun pendapatan utama turun, perseroan memperoleh pendapatan bunga mencapai Rp111,51 miliar. Di mana, jumlah tersebut meroket 567,32% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp16,71 miliar.

Selain itu, perseroan juga berhasil menekan beban operasi secara tahunan dari Rp80,54 miliar, menjadi Rp67,04 miliar per akhir Juni 2021. Hal ini membuat BOLA mencetak laba tahun berjalan sebanyak Rp70,04 miliar berbanding rugi Rp14 miliar pada enam bulan pertama 2020.

Catatan tersebut membuat perseroan mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester pertama tahun ini sejumlah Rp72,10 miliar. Berbanding terbalik dari perolehan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan rugi bersih Rp12,51 miliar.