Kerahkan 2.000 Tank, Rusia Memulai Serangan Besar
- Rusia disebut telah memulai serangan baru ke Ukraina. Kekuatan yang dikerahkan diperkirakan melebihi serangan gelombang pertama yang dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.
Dunia
MOSKOW-Rusia disebut telah memulai serangan baru ke Ukraina. Kekuatan yang dikerahkan diperkirakan melebihi serangan gelombang pertama yang dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pihaknya tidak melihat tanda apapun bahwa Vladimir Putin mempersiapkan perdamaian. Putin dan Rusia tetap masih ingin mengendalikan Ukraina. “Vladimir Putin telah mengirim ribuan pasukan lagi,” katanya Senin 13 Februari 2023.
Dalam gelombang serangan kali ini Rusia dilaporkan mengumpulkan 2.000 tank. Intelijen Ukraina memperkirakan Vladimir Putin akan menggunakna 300.000 pasukan cadangan yang dimoblisasi untuk menargetkan wilayah Donbas. Wilayah yang telah mengalami pertempuran sengit selama ini.
- Second Home Visa untuk WNA Mulai Berlaku, Permintaan dan Harga Rumah di Bali Naik Signifikan
- Anggota DPR Ngamuk di Depan Bos Meikarta, Andre Rosiade: Ini Bukan Republik Lippo!
- Terus Ciptakan Pertumbuhan Baru, Aplikasi Senyum Mobile Jadi Andalan Holding UMi
Seorang pejabat militer Ukraina memperkirakan serangan akan benar-benar dilakukan dalam 10 hari ke depan. Selain 2000 tank Rusia juga disebut menyiapkan hampir 4000 kendaraan lapis baja, 2.700 sistem artileri, 810 sistem peluncur roket ganda era soviet, 400 jet tempur, dan 300 helikopter.
“Kekuatan ini jauh lebih besar daripada yang terjadi pada gelombang pertama,” katanya dikutip Exspress.
Hingga saat ini Rusia masih memfokuskan kekuatannya untuk merebut Kota Bakhmut di Donestk. Sudah hampir tujuh bulan Rusia belum berhasil merebut kota tersebut meski korban besar telah jatuh di kedua belah pihak.
Pasukan Rusia bergerak lebih dekat untuk merebut kota tambang batu bara itu. Menurut beberapa laporan media, otoritas Ukraina telah menutup kota itu untuk non-kombatan. Ini bisa menjadi tanda Kyiv kemungkinan akan melepas kota tersebut.
Namun dalam pidato malamnya hari Senin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah bahwa Bakhmut dikepung. Bahkan dia mengklaim telah menghancurkan musuh di sektor Vuhledar.
Ukraina juga membantah klaim Kementerian Pertahanan Rusia bahwa pasukan mereka telah merebut Krasna Hora. Sebuah desa sekitar lima kilometer sebelah utara Bakhmut.
Namun Kantor kepresidenan Ukraina mengakui situasi di desa Paraskoviivka, tepat di utara Bakhmut sangat sulit. Militer Ukraina melaporkan serangan artileri dan tank Rusia terus terjadi terhadap 16 pemukiman di daerah Bakhmut.
Di bagian lain Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukannya terus mendapat keuntungan. Dalam seminggu terakhir pasukannya berhasil maju sekitar 2 km.