Tunjungan Plaza Surabaya
Korporasi

Keran Cuan Pakuwon (PWON) Hingga Laba Melejit 36,8 Persen

  • Pendapatan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) sepanjang 2023 berasal dari beberapa sektor, dengan sebagian besar sumbangan berasal dari pendapatan kontrak pelanggan yang mencapai Rp4,27 triliun.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA –  PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatat prestasi gemilang sepanjang 2023 dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 36,8% dari tahun sebelumnya. Pertanyaannya, dari segmen pendapatan mana saja yang menjadi pendorong kesuksesan emiten raja mal ini?

Menyitir laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa, 26 Maret 2024, Pakuwon yang menggunakan kode saham PWON sukses membukukan laba bersih sepanjang 2023 senilai Rp2,10 triliun. 

Perolehan laba tersebut naik 36,8% secara tahunan dari periode tahun sebelumnya di angka Rp1,53 triliun. Selain laba yang diatribusikan ke entitas induk melesat, laba per saham Pakuwon sepanjang 2023 berhasil melompat lebih tinggi dari Rp31,95 per saham menjadi Rp43,71 per saham.

Satu nafas dengan kenaikan laba bersih, pendapatan emiten raja mal yang dimiliki Alexander Tedja ini tercatat naik 3,6% secara tahunan menjadi Rp6,2 triliun dari posisi tahun buku 2022 sebesar Rp5,98 triliun. 

Meski pendapatan PWON hanya naik tipis, investor tampak cukup dengan puas kinerja keuangan emiten ini. Hal tersebut terpantau dari pergerakan saham Pakuwon yang langsung bertenaga 0,95% ke level Rp426 per saham pada perdagangan Rabu, 27 Maret 2024, pukul 9:37 WIB. 

Keran Uang

Asal tahu saja, pendapatan PWON sepanjang 2023 berasal dari beberapa sektor, dengan sebagian besar sumbangan berasal dari pendapatan kontrak pelanggan yang mencapai Rp4,27 triliun. Selanjutnya, pendapatan dari sewa ruangan dan apartemen servis juga signifikan, mencapai Rp1,92 triliun.

Setelahnya, pendapatan dari sektor hotel menyumbang sebesar Rp1,17 triliun. Diikuti oleh pendapatan dari jasa pemeliharaan yang mencapai Rp831 miliar. Sementara itu, penjualan kondominium dan kantor juga memberikan kontribusi mencapai Rp801 miliar. 

Selanjutnya, terdapat penjualan tanah dan bangunan, serta pendapatan dari usaha lainnya. Kedua sektor tersebut masing-masing menyumbang angka yang cukup besar bagi Pakuwon, yakni sebesar Rp729 miliar dan Rp737 miliar.

Meskipun beban pokok pendapatan meningkat sebesar 1,11% secara tahunan menjadi Rp2,79 triliun sepanjang 2023, laba kotor emiten bersandikan PWON tetap meningkat sebesar 5,6% secara tahunan menjadi Rp3,4 triliun.

Likuiditas PWON

Dari sudut pandang neraca, total aset PWON sepanjang 2023 berada di angka Rp32,71 triliun. Jumlah tersebut menandai kenaikan sebesar 6,89% dibandingkan posisitahun sebelumnya yang mencapai Rp30,60 triliun.

Apabila dirinci, aset lancar Pakuwon yang berarti dapat diuangkan dalam waktu satu tahun berada di angka Rp13,05 triliun, sementara aset tidak lancar perseroan tercatat di level Rp19,65 triliun.

Sementara itu, liabilitas PWON sepanjang 2023 mengalami kenaikan menjadi Rp9,91 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp9,88 triliun. Dari jumlah tersebut, liabilitas jangka pendek berada di angka Rp2,53 triliun dan liabilitas jangka panjang di level Rp7,38 triliun.

Dari segi ekuitas emiten pengembang mal ini sepanjang 2023 tercatat memiliki modal Rp22,79 triliun. Angka tersebut berhasil meningkat 10,03% secara tahunan dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp20,71 triliun.