Kerap Dilakukan Saat Pandemi, Ini Cara Berjemur yang Aman untuk Dapatkan Vitamin D
Gaya Hidup

Kerap Dilakukan Saat Pandemi, Ini Cara Berjemur yang Aman untuk Dapatkan Vitamin D

  • Berjemur merupakan salah satu kegiatan yang kerap dilakukan oleh banyak orang saat pandemi COVID-19 seperti saat ini. Inilah yang dapat dilakukan agar tetap aman saat berjemur untuk mendapat vitamin D.
Gaya Hidup
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA - Berjemur merupakan salah satu kegiatan yang kerap dilakukan oleh banyak orang saat pandemi COVID-19 seperti saat ini. Hal ini karena vitamin D dipercaya dapat meningkatkan sistem imun tubuh.

Vitamin D sendiri juga sangat sedikit yang berasal dari makanan, sehingga tubuh kita membutuhkan sinar matahari untuk  membantu meningkatkan produksi vitamin D dalam tubuh. Vitamin D juga penting untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfat dari makanan. Tak hanya itu, vitamin D juga penting untuk meningkatkan kesehatan tulang, gigi, dan otot.

Cara Mendapatkan Vitamin D

Tubuh dapat memproduksi vitamin D dari sinar matahari langsung yang mengenai kulit kita saat berada di luar ruangan. Tubuh juga dapat mendapatkan asupan vitamin D dari sejumlah kecil makanan termasuk ikan berminyak seperti salmon, mackerel, herring dan sarden, serta daging merah dan telur.

Berapa Lama Harus Berjemur?

Pada umumnya, tubuh dapat memproduksi vitamin D secara cukup di bawah sinar matahari setiap hari untuk waktu yang singkat. Mengutip dari laman NHS, masih tidak diketahui secara pasti berapa banyak waktu yang dibutuhkan di bawah sinar matahari agar tubuh bisa memproduksi vitamin D secara cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berkontribusi dalam produksi vitamin D, seperti warna kulit atau seberapa banyak bagian kulit yang terpapar sinar matahari. Akan tetapi, Anda tetap harus berhati-hati untuk tidak terbakar di bawah sinar matahari. 

Tetaplah berhati-hati agar tidak terbakar sinar matahari dengan menutupi atau melindungi kulit dengan menggunakan tabir surya sebelum kulit Anda mulai memerah atau terbakar. Orang dengan kulit gelap, seperti mereka yang berasal dari Afrika, Afrika-Karibia atau Asia Selatan, perlu menghabiskan waktu lebih lama di bawah sinar matahari untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang sama dengan orang dengan kulit lebih terang.  

Tubuh Anda tidak dapat membuat vitamin D jika Anda duduk di dalam ruangan di dekat jendela yang terkena sinar matahari karena sinar ultraviolet B (UVB) (yang dibutuhkan tubuh Anda untuk membuat vitamin D) tidak dapat menembus kaca.

Semakin lama Anda berada di bawah sinar matahari, terutama untuk waktu yang lama tanpa perlindungan sinar matahari, semakin besar risiko kanker kulit. Jika Anda berencana untuk berada di bawah sinar matahari untuk waktu yang lama, tutupi dengan pakaian yang sesuai, gunakan kacamata hitam, cari tempat teduh dan oleskan setidaknya tabir surya SPF 15.

Untuk bayi dan anak-anak berusia di bawah 6 bulan, menurut NHS sebaiknya harus dijauhkan dari sinar matahari langsung yang kuat. Selain itu, cobalah untuk menutupi tubuh anak-anak dengan pakaian yangs esuai, termasuk menggunakan topi dan kacamata hitam. Jika sudah jam 11 pagi sampai jam 3 sore, anak-anak sebaiknya menghabiskan waktu di tempat teduh dan memakai tabir surya setidaknya mengandung SPF15.

Jika Anda memilih untuk mengonsumsi suplemen vitamin D, 10μg sehari sudah cukup bagi kebanyakan orang. Orang yang mengonsumsi suplemen disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 100μg vitamin D sehari, karena bisa berbahaya (100 mikrogram sama dengan 0,1 miligram).

Hal tersebut berlaku untuk orang dewasa, termasuk wanita hamil dan menyusui serta orang tua, dan anak-anak berusia 11 hingga 17 tahun. Anak-anak berusia 1 hingga 10 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 50μg sehari. Bayi di bawah 12 bulan tidak boleh lebih dari 25μg sehari.