Ilustrasi.
Fintech

Keren! 8 Start Up Indonesia Masuk Top 100 Forbes Asia to Watch

  • Forbes merilis datar 100 start up terkemuka di Asia-Pasifik yang sedang naik daun dan berada di jalur pertumbuhan yang cepat selama pandemi COVID-19. Delapan diantaranya berasal dari Indonesia.
Fintech
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Forbes merilis datar 100 start up terkemuka di Asia-Pasifik yang sedang naik daun dan berada di jalur pertumbuhan yang cepat selama pandemi COVID-19. Delapan diantaranya berasal dari Indonesia.

Dalam laporan yang diperbaharui pada Selasa, 10 Agustus 2021, Forbes menyebut bahwa sebagian besar perusahaan itu berhasil mengatasi masalah seperti meningkatkan transportasi di kota-kota padat, memperluas konektivitas yang terjangkau di daerah terpencil dan mencegah limbah makanan.

Dari rilis Forbes, perusahaan-perusahaan rintisan tersebut terdiri dari berbagai kategori, berasal dari 17 negara dan wilayah yang diwakili.

Kategori teratas merupakan start up bioteknologi dan perawatan kesehatan, kemudian e-commerce dan ritel, makanan dan perhotelan serta pendidikan dan rekrutmen.

Indonesia menyumbang 8 perusahaan start up di daftar tersebut, sedangkan India dan Singapura masing-masing memiliki 22 dan 19 perusahaan. Di sisi lain, Hong Kong dan China memiliki 10 dan 4 perusahaan.

Berikut daftar 8 start up Indonesia yang masuk dalam daftar 100 perusahaan terkemuka versi Forbes Asia.

1. Beau Bakery

Beau Bakery adalah merek toko roti dan kafe yang mengoperasikan restoran dan memproduksi roti dan kue-kue artisanal menggunakan bahan-bahan lokal.

Perusahaan yang dibentuk pada tahun 2015 ini dioperasikan oleh PT Cahaya Mahakarya Lestari berbasis di Jakarta Selatan.

Beau Bakery saat ini dipimpin oleh Talita Setyadi ini memiliki misi untuk melatih dan mengembangkan bakat.

Pada tahun 2019, Beau memperoleh pendanaan dari SEAF Women's Opportunity Fund.

2. Bobobox

Bobobox Mitra Indonesia menawarkan akomodasi hotel kapsul yang terjangkau di Indonesia, dengan tempat tidur pod di 14 lokasi di seluruh Indonesia.

Pelanggan membayar per malam tetapi segera dapat menyewa per jam di beberapa lokasi. Bobobox telah berkembang dari pod hotel ke penyewaan kabin di hutan, yang disebut Bobocabin, dan campervan, Bobovan.

Bobobox dibentuk pada tahun 2017 dengan pimpinan saat ini Indra Gunawan. Start up ini mendapat pendanaan dari Alpha JWC Ventures, Horizons Ventures

3. Dekoruma

Dekoruma telah mengembangkan platform e-commerce dari hanya furnitur menjadi toko serba ada untuk rumah dan tempat tinggal, termasuk layanan arsitektur dan daftar penjualan perumahan.

Tahun lalu Dekoruma mengantongi pendanaan pra-seri C yang terbuka dari InterVest, Foundation, OCBC NISP Ventura, Skystar Capital, dan lainnya.

Dekoruma dibentuk pada tahun 2015 dengan pimpinan saat ini Dimas Harry Priawan.

4. Evermos

Evermos dibentuk pada tahun 2018 dan bergerak di bidang e-niaga dan ritel. Perusahan ini fokus pada penjualan sosial untuk segmen pasar umat Muslim.

Setiap Hari Dipakai adalah brand Evermos yang berupaya menghubungkan konsumen dengan pengecer dan merek yang menawarkan barang halal.

Dalam dua tahun Evermos mengatakan telah menarik 500 merek dan jaringan 75.000 pengecer yang dibayar dengan komisi.

Perusahaan yang dipimpin oleh Iqbal Muslimin ini mendapat dana segar dari Alpha JWC Ventures, Jungle Ventures.

5. Populix

Sama halnya dengan Evermos, Populix bergerak di sektor e-niaga dan ritel. Dibentuk tahun 2018 dengan pendanaan dari Intudo Ventures, Pegasus Tech, Quest Ventures.

CEO Populix, Timothy Astandu membawa Populix menghubungkan bisnis dengan 260.000 pembeli Indonesia yang diberi insentif untuk berbagi wawasan mereka.

Dari 2019 hingga 2020, dikatakan pendapatan tumbuh lebih dari 380%.

Pada bulan April 2021, Populix menyelesaikan putaran pra-seri A senilai US$1,2 juta setara Rp17,2 miliar dengan sponsor utamanya, Intudo Ventures dan Quest Ventures.

6. Otoklix

Start up ini bergerak di bidang logistik dan transportasi. Baru saja dibentuk pada tahun 2019 lalu dengan pimpinan perusahaan saat ini, Martin Reyhan Suryohusodo.

Otoklix menghubungkan pemilik mobil di Indonesia dengan bengkel mobil terpercaya dengan harga standar dan transparan.

Perusahaan disebutkan telah bermitra dengan lebih dari 1.300 bengkel untuk memperbaiki lebih dari 10.000 mobil per bulan. Perusahaan mendapat komisi untuk setiap pemesanan dan potongan suku cadang yang dijual ke toko.

Perusahaan rintisan ini mendapat pendanaan segar dari Sequoia Surge.

7. PrivyID

Start up ini bergerak di sektor teknologi dengan pimpinan saat ini Marshall Pribadi.

Berdiri tahun 2016, PrivyID mendapat pendanaan dari Google fo Startups, Mandiri Capital Indonesia, dan Telkomsel.

Privy Identitas Digital atau PrivyID adalah penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia dan menyediakan tanda tangan digital yang mengikat secara hukum.

Layanan perusahaan digunakan oleh bank, telekomunikasi dan perusahaan kesehatan. PrivyID baru saja lulus dari inkubator Google for Startups.

8. Sampingan

Bergerak di sektor pendidikan dan rekrutmen, Sampingan menghubungkan perusahaan dengan pekerja lepas untuk melakukan pekerjaan paruh waktu dan penuh waktu.

Sejauh ini, Sampingan telah mengantongi total pendanaan US$7,1 juta setara Rp102,2 miliar dari investor termasuk Altara, Antler dan Golden Gate Ventures.

Perusahaan yang dibentuk tahun 2018 ini beroperasi di 80 kota di Indonesia dengan klien yang mencakup GoTo dan Unilever.

Saat ini Sampingan dipimpin oleh Wisnu Nugrahadi dengan pendanaan utama dari Altara, Antler, Golden Gate Ventures.*