Keren! Current Account Indonesia Surplus Terbesar Sejak 2011
Bank Indonesia (BI) mencatat surplus transaksi berjalan (current account) mencapai US$1 miliar pada kuartal III-2020. Nilai tersebut menjadi surplus yang terbesar sejak kuartal yang sama pada 2011.
Nasional
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat surplus transaksi berjalan (current account) mencapai US$1 miliar pada kuartal III-2020. Nilai tersebut menjadi surplus yang terbesar sejak kuartal yang sama pada 2011.
Gubernur BI Perry Warjiyo juga menyebut, surplus transaksi berjalan kali ini setara dengan 0,4% dari produk domestik bruto (PDB).
“Hal ini terjadi akibat adanya penekanan impor di masa pandemi,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Jumat, 20 November 2020.
Selain itu, pada Oktober 2020 neraca perdagangan juga mencatat surplus sebesar US$3,61 miliar. Surplus ini kembali terjadi setelah bulan sebelumnya juga tercatat surplus US$2,39 miliar.
Apabila ditilik lebih lanjut, sejak awal tahun hingga Oktober 2020, surplus yang tercatat mencapai US$17,07 miliar. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode Oktober tahun lalu yang tercatat defisit US$2,12 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) pun juga mencatat, tren ini terjadi hampir sepanjang periode 2020. Pertama, surplus terjadi pada Februari 2020 sebesar US$2,51 miliar. Kemudian disusul dengan pada Maret 2020 sebesar US$720 juta.
Ketiga, Mei 2020 juga mencatat surplus US$ 2,02 miliar, berlanjut pada Juni 2020 sebesar US$ 1,25 miliar dan Juli 2020 sebesar US$ 3,24 miliar. Kemudian surplus Agustus 2020 tercatat sebesar US$ 2,35 miliar dan September 2020 sebesar US$ 2,39 miliar.
Aliran Modal Asing
Sementara itu, BI mencatat capital inflow atau aliran modal asing yang masuk sebesar Rp8,53 triliun pada periode 16-19 November 2020.
Transaksi tersebut masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp7,04 triliun dan Rp1,49 triliun di pasar saham.
Meskipun demikian, aliran modal asing yang keluar atau capital outflow di pasar keuangan domestik selama 2020 mencapai Rp145,54 triliun.
Modal asing tersebut ditransaksikan pada credit default swaps (CDS) Indonesia lima tahun yang naik ke level 75,10 bps per 19 November 2020. Sebelumnya, premi per 13 November tercatat sebesar 74,16 bps.
Selain itu, yield US Treasury Note 10 tahun turun ke level 0,851%, dan yield SBN 10 tahun di level 6,15%.
“Hal ini memperlihatkan bahwa keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik tetap terjaga,” kata Perry. (SKO)