<p>Pertamina mengekspor perdana biosolar High Speed Diesel (HSD) 50 PPM Sulphur ke Malaysia / Dok. Pertamina</p>
Industri

Keren! Pertama Kalinya Pertamina Ekspor Biosolar ke Malaysia Rp 138 Miliar

  • PT Pertamina (Persero) secara perdana melakukan ekspor produk minyak solar/biosolar High Speed Diesel (HSD) 50 PPM Sulphur ke Malaysia.

Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) secara perdana melakukan ekspor produk minyak solar/biosolar High Speed Diesel (HSD) 50 PPM Sulphur ke Malaysia. Melalui Refinery Unit (RU) V Balikpapan, perusahaan migas pelat merah ini mengirim 200.000 barel (31.800 kilo liter) melalui kapal MT Ridgebury Katherine Z.

Nilai ekspor ini mencapai US$9,5 juta atau setara dengan Rp138 miliar dengan asumsi kurs Rp14.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Proses pengapalan disaksikan langsung oleh General Manager RU V Balikpapan, Eko Sunarno beserta jajarannya Sabtu lalu. Diperkirakan kapal akan menempuh waktu 4-5 hari hingga sampai ke Negeri Jiran.

Eko mengungkapkan, produk ini merupakan hasil dari fraksi diesel di Unit Secondary Kilang RU V Balikpapan. Produk ini memiliki kualitas Sulphur 50 ppm atau setara dengan produk diesel standard Euro 4. Ini merupakan produk bahan bakar mesin diesel terbaru yang pernah diproduksi kilang RU V.

“Pandemi COVID-19 menyebabkan adanya penurunan demand bahan bakar. Milestone yang baik bagi Pertamina, terkhusus RU V untuk berkomitmen mengupayakan keberlanjutan pasokan energi dan operasional kilang. Hal ini turut menjawab tantangan dan demand pasar akan produk HSD tersebut,” ujarnya melalui keterangan pers, Minggu, 6 September 2020.

Selain produk diesel yang berstandar Euro 4, produk ini diklaim memiliki dua kelebihan lainnya. Kelebihan tersebut antara lain adanya Cetane Index minimal 50 (Cetane Number minimal 53) dan flash point minimal 60 derajat Celcius dalam produk ini.

Hanya Ada Dua Tempat Produksi di Indonesia

Ia bilang, jenis bahan bakar minyak (BBM) ini ini sudah memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pemerintah. Selain itu, Eko mengungkapkan, hanya ada dua tempat yang sanggup memproduksi produk ini, yakni RU V Balikpapan dan RU II Dumai.

RU V Balikpapan mampu memproduksi HSD hingga 200.000 barel per bulannya. Sementara, RU II Dumai hanya dapat memproduksi HSD setengah dari jumlah produksi RU V Balikpapan per bulannya, yakni 100.000 barel.

Bahkan, lanjut Eko, pada kuartal terakhir di tahun ini, pihaknya akan kembali mengekspor HSD sebanyak  sejumlah 200.000 barel (31.800 KL) setiap bulannya. Namun ia tidak memberikan detail negara tujuan ekspornya. (SKO)