Keren! Tiga Bank Ini Keluar Duit Rp78 Triliun untuk Bayar Karyawan pada 2022
- Membaca laporan keuangan Bank-Bank BUMN tahun 2022 selalu menarik dan mengungkap banyak fakta
Korporasi
JAKARTA – Membaca laporan keuangan bank-bank BUMN tahun 2022 selalu menarik dan mengungkap banyak fakta.
Selain sukses melambungkan laba bersihnya, hampir semua bank BUMN juga menyimpan kredit bermasalah yang masih cukup besar. Salah satu indikasinya terlihat dari besarnya nilai pencadangan kredit 4 Bank BUMN tahun 2022 yang mencapai Rp219 triliun. Sementara total keuntungan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sebesar Rp 114 triliun.
Melambungnya keuntungan bank-bank BUMN juga diikuti dengan beban biaya kepada karyawan yang kian membesar. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2022 yang sudah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), hampir semua bank BUMN mengeluarkan biaya besar.
Contohnya, beban tenaga kerja dan tunjangan yang dikeluarkan BRI sepanjang tahun 2022 mencapai Rp39,39 triliun, meningkat hampir Rp1,35 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp38,04 triliun. Di Bank Mandiri, tahun lalu beban tenaga kerja dan tunjangan yang dikeluarkan naik hampir Rp2 triliun dari Rp22,67 triliun di 2021 menjadi Rp24,66 triliun.
Sementara untuk pos yang sama biaya yang keluarkan BNI sebesar Rp12,45 triliun, naik tipis dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp11,19 triliun.
- Jepang Menemukan 7.000 Pulau yang Sebelumnya Tidak Diketahui
- Adhi Karya Menang Tender Kereta Komuter Filipina Rp8,5 Triliun, Siap Teken Rp3,5 Triliun Bulan Ini
- Sempat Punah 3 Dekade, Lentera Peri Muncul di dalam Hutan Jepang
- Bappenas Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Kisaran 5,3-5,7 Persen
Salah satu pos jumbo dalam pembiayaan karyawan beserta tunjangannya di bank-bank BUMN adalah bonus dan tantiem untuk direksi. Contohnya di Mandiri. Tahun lalu alokasi bonus dan tantiem sebesar Rp465,35 miliar, naik daripada 2021 Rp313,38 miliar. Sementara komisaris mendapatan bonus dan tantiem Rp179,24 miliar berbanding Rp110,80 miliar di tahun 2021.
Meskipun memiliki segmen bisnis berbeda, bank swasta terbesar di Indonesia yaitu Bank Central Asia Tbk (BCA) tergolong efisien dalam pembiayaan tenaga kerjanya. Tahun lalu, total beban karyawan BCA sebesar Rp13,65 triliun, naik sekitar Rp170 miliar dibandingkan tahun 2021 senilai Rp13,48 triliun.
Dengan beban karyawan hanya sekitar sepertiga dari pengeluaran BRI untuk pos yang sama, BCA di tahun 2022 sukses menjaring laba bersih senilai Rp40,7 triliun, naik 29,6% secara tahunan. Sementara keuntungan bersih BRI sebesar Rp51,4 triliun.
- Jepang Menemukan 7.000 Pulau yang Sebelumnya Tidak Diketahui
- Adhi Karya Menang Tender Kereta Komuter Filipina Rp8,5 Triliun, Siap Teken Rp3,5 Triliun Bulan Ini
- Sempat Punah 3 Dekade, Lentera Peri Muncul di dalam Hutan Jepang
- Bappenas Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Kisaran 5,3-5,7 Persen
Biaya Karyawan BRI
Selain fokus pada pembiayaan di sektor UMKM, BRI adalah bank dengan jaringan dan jumlah karyawan terbanyak di Indonesia. Per September 2022 jumlah kantor konvensionalnya mencapai 8.629 kantor, berkurang sebanyak 364 unit karena ditutup. Setelah akuisisi Pegadaian dan Penanaman Modal Madani (PNM), total karyawan BRI mencapai sekitar 199.272 orang.
Dengan jejaring kantor dan karyawan jumbo, tahun lalu biaya karyawan dan tunjangan BRI mencapai sebesar Rp39,39 triliun. Ke mana saja beban biaya sebesar itu mengalir?
Pos terbesar untuk membayar gaji, upah dan tunjangan sebesar Rp20,05 triliun, sementara besaran bonus, insentif serta tantiem Rp9,89 triliun. BRI juga mengalokasikan pensiun imbalan pasti Rp1,48 triliun, tunjangan kesehatan Rp1,47 triliun, pendidikan dan pelatihan Rp1,15 triliun serta iuran Jamsostek Rp962 miliar.
Laporan keuangan BRI tahun 2022 mencatat, perseroan membayarkan biaya cuti besar senilai Rp590 miliar, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Rp434 miliar, pensiun iuran pasti Rp451 miliar, penghargaan tanda jasa Rp235 miliar, program kesehatan pasca kerja BPJS Rp129 miliar serta lain-lain sebesar Rp2,51 triliun.
Sepanjang 2022, jumlah gaji dan tunjangan direksi sebesar Rp 189,96 miliar, naik tipis daripada tahun 2021 sebesar Rp 177,41 miliar. Sementara pada pos yang sama, biaya dewan komisaris sebesar Rp 84,36 miliar, naik dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 70,08 miliar.
Pada tahun 2022, BRI membayarkan tantiem, bonus dan insentif untuk direksi, dewan komisaris dan kepada karyawan kunci sebanyak Rp 672,86 miliar, bertambah tipis dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 660,41 miliar. Jumlah direksi BRI sendiri sebanyak 12 orang dengan total komisaris 10 orang.
Bank Mandiri
Perseroan dalam laporan keuangan 2022 menyampaikan besaran beban gaji dan tunjangan sebesar Rp 24,64 triliun, naik hampir Rp 2 triliun dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 22,67 triliun.
Kemana saja dana itu mengalir? Gaji, upah, pensiun dan tunjangan pajak mengambil porsi terbesar yaitu Rp 14,95 triliun di tahun 2022 berbanding Rp 13,80 triliun di tahun 2021. Tahun 2022, Mandiri mengalokasikan bonus dan lainnya sebesar Rp 4,01 triliun, THR, cuti dan beban lainnya Rp 2,09 triliun, kesejahteraan pegawai Rp 2 triliun, pencadangan tantiem Rp 611 miliar, pendidikan dan pelatihan Rp 540 miliar serta uang penghargaan pegawai Rp 417 miliar.
Jumlah kantor Mandiri sampai November 2022 sebanyak 2.323 unit dengan jumlah karyawan per Desember 2021 mencapai sebanyak 37.840 orang. Sementara komposisi direksi dan dewan komisaris masing-masing sebanyak 12 dan 10 orang.
Dari laporan keuangan 2022, Mandiri mencatat jumlah gaji dan tunjangan, bonus dan tantiem serta imbalan kerja jangka panjang bagi direksi sebanyak Rp 726 miliar, naik daripada tahun 2021 Rp 550 miliar. Sementara pos untuk dewan komisaris sebesar Rp 266 miliar, berbanding tahun 2021 senilai Rp 189 miliar.
Kepada karyawan kunci yaitu senior executive vice president dan senior vice president, untuk beban yang sama jumlah yang diberikan Mandiri sebesar Rp 829 miliar, naik daripada tahun 2021 sebesar Rp 626 miliar.
Dengan biaya gaji dan karyawan sebesar itu, Bank Mandiri di tahun 2022 mencatat penyaluran kredit secara konsolidasi tumbuh positif sebesar 14,48% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 1.050,15 triliun menjadi Rp 1.202,2 triliun. Kredit sebesar itu berkontribusi atas pendapatan bunga kredit sebesar Rp 69,38 triliun, naik daripada tahun 2021 sebesar Rp 62,11 triliun.
Sementara dari segmen pembiayaan syariah mencatat pendapatan sebesar Rp 16,43 triliun, naik daripada tahun 2021 Rp 14,71 triliun. Lonjakan kredit inilah yang ikut berkontribusi atas pencapain laba bersih Mandiri tahun 2022 sebesar Rp 41,2 triliun.
BCA
Selama tahun 2022 BCA membukukan laba bersih sebesar Rp 40,7 triliun. Untuk mencapai keuntungan sebesar itu, BCA mengeluarkan biaya karyawan sebesar Rp 13,61 triliun. Paling kecil dibandingkan BRI dan Mandiri. Pengeluaran BCA untuk pos ini bahkan tidak beda jauh dibandingkan BNI yang membiayai gaji dan tunjangan untuk karyawannya sebesar Rp 12,45 triliun.
Laporan keuangan BCA 2022 mencatat, biaya karyawan terbesar digunakan untuk membayar gaji dan upah karyawan sebesar Rp 7,63 triliun, naik daripada tahun 2021 Rp 7,19 triliun. Pos kedua terbesar adalah kesejahteraan dan kompensasi karyawan senilai Rp 4,99 triliun, iuran dana pensiun Rp 461 miliar, pelatihan Rp 288 miliar dan imbalan pasca kerja Rp 277 miliar.
Sampai kuartal III-2022, jumlah karyawan BCA sebanyak 24.955 orang. Sepanjang tahun 2022, BCA mencatat pertumbuhan kredit 11,7% secara YoY tahunan menjadi Rp 711,3 triliun. Kredit sebesar itu memberikan pendapatan bunga sebesar Rp 46,15 triliun, tumbuh daripada tahun 2021 Rp 43,12 triliun.
BCA juga masih mengantongi pendapatan provisi dan komisi bersih atas kredit yang diberikan. Misalnya, dari kartu kredit nilainya mencapai Rp 3,63 triliun, lalu profisi dan komisi bersih atas kredit yang diberikan nilainya tembus Rp 2,04 triliun.
Tahun 2022, BCA mengantongi pendapatan provisi dan komisi bersih sebesar Rp 16,58 triliun. Sumber terbesarnya dari simpanan nasabah yang mencapai Rp 6,04 triliun.