Wijaya Karya
BUMN

Kereta Cepat Bikin Rugi, Saham WIKA Justru Ngacir Sekencang Whoosh

  • Dalam sebulan terakhir, harga saham WIKA tiba-tiba ngacir sejauh 92,59%. Dalam sepekan terakhir, saham WIKA juga masih kokoh dengan penguatan sebesar 40,54%

BUMN

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Wajah kinerja saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berubah menarik sejak awal tahun 2024. Sejak awal tahun, harga saham emiten dengan kode ticker WIKA ini menguat 2%, padahal histori saham dalam 1, 3, dan 5 tahun ke belakang selalu negatif.

Terlebih, dalam sebulan terakhir, harga saham WIKA tiba-tiba ngacir sejauh 92,59%. Dalam sepekan terakhir, saham WIKA juga masih kokoh dengan penguatan sebesar 40,54%. 

Sayangnya, saham emiten kontruksi pelat merah ini ditutup terkoreksi 0,95% ke level Rp208 selembar. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya mengatakan, bergairahnya harga saham WIKA merupakan respons pasar terhadap sejumlah upaya perseroan merestrukturisasi keuangan.

Kereta Cepat Sumbang Kerugian

Meskipun kinerja saham makin menarik, namun neraca keuangan Wijaya Karya belum demikian. Tahun lalu, Wijaya Karya masih menelan kerugian sebesar Rp7,13 triliun. Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito blak-blakan menyebut bahwa salah satu penyebab kerugian WIKA adalah proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung alias Whoosh.

Ia menyatakan bahwa ada dua faktor yang berkontribusi pada kerugian perusahaan pada tahun 2023, yaitu tingginya beban bunga dan beban operasional lainnya. Salah satu penyebabnya adalah kerugian yang dialami oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Sebagai informasi, PSBI merupakan anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, yang memiliki 60% saham dalam PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). WIKA, sebagai salah satu pemegang saham PSBI, memiliki kepemilikan saham sebesar 38%.

“Di dalam laporan tadi ada dua komponen yang pertama adalah beban bunga yang cukup tinggi, kedua adalah beban lain-lain di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat yang tiap tahun juga cukup besar,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI (9/7).

Agung mengungkapkan bahwa WIKA telah mengalokasikan dana signifikan untuk proyek tersebut. Perseroan telah menyumbangkan sekitar Rp6,1 triliun sebagai modal setoran ke PSBI atau konsorsium Indonesia yang menjalankan proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung.

"Memang yang paling besar adalah dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung, di mana hanya untuk penyertaan modalnya saja sudah mencapai Rp6,1 triliun. Selain itu, ada dana sekitar Rp5,5 triliun yang masih dalam sengketa atau belum dibayar, sehingga totalnya hampir mencapai Rp12 triliun," ungkapnya.