Kerugian Akibat Macet di Jakarta Capai Rp65 Triliun Tiap Tahun
JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan berdasarkan data Bank Dunia pada tahun 2109 diketahui bahwa nilai kerugian yang diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta mencapai Rp65 triliun per tahun. “Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta adalah Rp65 triliun per tahun menurut Bank Dunia di tahun 2019,” kata Budi […]
Nasional
JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan berdasarkan data Bank Dunia pada tahun 2109 diketahui bahwa nilai kerugian yang diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta mencapai Rp65 triliun per tahun.
“Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta adalah Rp65 triliun per tahun menurut Bank Dunia di tahun 2019,” kata Budi Karya Sumadi saat menjadi keynote speaker dalam webinar yang diadakan oleh SBM ITB bertajuk “Peranan Transportasi Daring dalam Penggunaan Transportasi Umum Massal Gagasan untuk Itegrasi Antarmoda dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru“, dilansir Antara, Rabu, 5 Agustus 2020.
Menhub Budi menuturkan DKI Jakarta juga masuk ke dalam salah satu 10 kota termacet di Asia dan kemacetan lalu lintas di perkotaan diindikasikan sebagai salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Oleh karena itu, kata Menhub, perlu didorong penggunaan kendaraan angkutan umum oleh masyarakat dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.
Peralihan Moda Transportasi
Menurut Menhub, shifting ke angkutan umum massal dan adaptasi kebiasaan baru atau AKB bertransportasi yang sehat diperlukan dalam mengurangi masalah kemacetan dan polusi yang terjadi di wilayah perkotaan.
“Shifting dari kendaraan pribadi ke umum adalah keniscayaan dan berkaitan dengan kenyamanan dan kemudahan pelayanan dalam menggunakan angkutan umum, diperlukan pengelolaan terhadap shifting perpindahan moda transit yang juga merupakan bagian dari integrasi antar moda,” kata dia.
Ia mengatakan untuk mendorong peningkatan penggunaan angkutan umum, perlu integrasi antarmoda. Sehingga, diharapkan pengguna angkutan umum tidak perlu berjalan kaki dari satu moda ke moda lain.
“Penyediaan sarana dan prasarana transportasi umum yang aman, nyaman dan sehat harus ditingkatkan. Perlunya kolaborasi stakeholder dalam mewujudkan integritas layanan angkutan umum massal yang berkualitas dan berbasis IT,” kata dia.
Dengan integrasi moda, kata Menhub, maka pengguna angkutan umum akan mendapatkan kepastian jadwal. Penumpang juga tidak perlu menunggu lama untuk menggunakan satu moda ke moda lain. Mereka juga tidak perlu membayar berkali-kali untuk moda berbeda.
“Dan ini semua dapat terwujud dengan pengembangan fasilitas integrasi memadai, sinkronisasi sistem antar moda. Kemudian pengelolaan data real time, dan teknologi tepat guna, serta keterlibatan penuh dari para stakeholders,” kata dia. (SKO)