Dunia

Keruntuhan Silicon Valey Bank dan Dampak Positifnya untuk Rusia

  • Silicon Valey Bank (SVB) yang bangkrut justru tidak mengguncang Rusia.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

WASHINGTON - Kondisi perbankan Amerika Serikat (AS) tengah mengalami kekacauan setelah runtuhnya salah satu bank terbesarnya, Silicon Valey Bank (SVB) mengalami bangkrut. Namun hal sebaliknya terjadi pada Rusia. Kondisi perbankan negara tersebut malah tampak adem ayem.

Tak berpengaruhnya dampak SVB pada perbankan Rusia dikarenakan negara tersebut terputus dari sistem keuangan global akibat dari sanksi yang dijatuhkan.

"Sistem perbankan kami memiliki hubungan tertentu dengan beberapa segmen sistem keuangan internasional, tetapi sebagian besar berada di bawah pembatasan ilegal dari kolektif Barat," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Insider, Rabu, 15 Maret 2023.

Peskov menambahkan, lantaran diberlakukannya sanksi, saat ini Rusia seperti tengah diasuransikan dari dampak negatif berbagai krisis perbankan yang bersumber dari luar negeri sampai batas tertentu.

Meski demikian, Rusia kini sama seperti sebagian negara besar lainnya, yakni menghadapi krisis kredit akibat dampak dari krisis subprime mortgage AS tahun 2008 yang pada akhirnya menyebabkan Krisis Keuangan Global.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, saat Rusia bangkit dari resesi 2008, Kremlin mulai berambisi menjadikan Moskow sebagai pusat keuangan global. Tapi mimpi itu kini telah dirusak dengan Rusia di bawah sanksi besar-besaran.

Bank-bank internasional dan raksasa akuntansi telah menarik diri dari Rusia atau sedang berusaha keluar dari perang Ukraina. Dua hari setelah invasi, beberapa bank Rusia juga dilarang dari SWIFT, layanan perpesanan berbasis di Belgia yang memungkinkan bank di seluruh dunia berkomunikasi tentang transaksi lintas batas.

Larangan ini telah menghambat transaksi lintas batas untuk sistem perdagangan dan keuangan Rusia, mengisolasi negara secara ekonomi dan keuangan.

Meski begitu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menggembar-gemborkan ketahanan ekonomi Rusia dan layanan statistik negara itu mengatakan PDB-nya menyusut hanya 2,1% pada tahun 2022.