Ilustrasi keterkaitan perusahaan dengan isu lingkungan, sosial dan tata kelola
Nasional

Kesadaran Warga dan Pengusaha Jadi Tantangan Penerapan ESG di Indonesia

  • Berdasarkan survei Mandiri Institute pada 2022 terhadap 190 perusahaan terbuka (listed companies) dalam negeri, hanya 52% yang mengukur emisi karbon dari aktivitas bisnisnya.

Nasional

Rizanatul Fitri

JAKARTA – Environment, Social, and Governance (ESG) merupakan standar pelaksanaan bisnis yang memperhatikan keberlanjutan LST atau lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik. Di Indonesia, standar ini diukur melalui berbagai indeks seperti SGX ESG Transparency Index, S&P Dow Jones Sustainability World Index, dan IDX ESG Leaders.

Praktik ESG akan menciptakan keuangan dan pembangunan yang berkelanjutan. Dilansir dari United Nations, agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang diadopsi oleh semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2015 memberikan blueprint bersama untuk perdamaian dan kemakmuran manusia di bumi sekarang maupun di masa akan datang.

17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

United Nations mengungkapkan terdapat 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) merupakan seruan mendesak agar semua negara melakukan tindakan dalam kemitraan global. 

Upaya mengakhiri kemiskinan dan kekurangan lain perlu diiringi strategi peningkatan kesehatan dan pendidikan, pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan sembari mengatasi perubahan iklim, termasuk melestarikan lautan dan hutan.

17 tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Mengakhiri kemiskinan di manapun dalam bentuk apapun.
  2. Mengakhiri kelaparan demi mencapai ketahanan pangan dan gizi yang lebih baik serta menciptakan pertanian berkelanjutan.
  3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan untuk semua orang di segala usia.
  4. Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta menciptakan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua orang.
  5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan serta anak perempuan.
  6. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan.
  7. Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern.
  8. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memberikan kesempatan kerja penuh yang layak dan produktif.
  9. Membangun infrastruktur yang tangguh dan mendorong inovasi serta berkelanjutan.
  10. Mengurangi ketimpagan.
  11. Menjadikan pemukiman dan kota yang tangguh, aman, inklusif, dan berkelanjutan.
  12. Menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
  13. Mangambil tindakan untuk mengatasi perubahan iklim beserta dampaknya.
  14. Melestarikan dan menggunakan laut, samudra, dan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pembangunan yang berkelanjutan.
  15. Melindungi dan memulihkan serta memanfaatkan ekosistem terestrial secara berkelanjutan dengan mengelola hutan secara lestari, memberantas kekeringan, menjaga produktivitas lahan serta keanekaragaman hayati.
  16. Mencipatakan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, serta menyedaiakan akses keadilan bagi semua orang dengan membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan.
  17. Memperkuat kerja sama global untuk pembangunan berkelanjutan.

Kesadaran Masyarakat tentang ESG Rendah

Meski penerapan ESG sudah gencar dilaksanakan di berbagai negara, penerapannya di Indonesia menemui beberapa tantangan. Hal itu karena masih kurangnya kesadaran masyarakat dan pengusaha tentang ESG.

Berdasarkan survei Mandiri Institute pada 2022 terhadap 190 perusahaan terbuka (listed companies) dalam negeri, hanya 52% yang mengukur emisi karbon dari aktivitas bisnisnya.

Mirisnya, hanya ada 15% yang telah menetapkan target pengurangan emisi dalam praktik bisnisnya. Padahal, pengurangan emisi hingga di angka nol termasuk dalam standar penting ESG sekaligus target pemerintah.

CEO Schroders Indonesia Michael T. Tjoajadi mengatakan kesadaran pengusaha dan masyarakat mengenai ESG menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dalam penerapan ESG.

“Kesadaran tentang ESG perlu ditingkatkan agar target net zero emissions atau bebas emisi karbon yang dicanangkan oleh pemerintah dapat tercapai,” jelas Michael.

Indonesia sudah mencanangkan penerapan ESG dengan membuat koridor hukum melalui berbagai kebijakan dan peraturan perundang-undangan. “Melalui proyek IKN yang mengadopsi ESG, diharapkan mampu mendorong kesadaran masyarakat terutama pengusaha Indonesia mengenai pentingnya penerapan ESG bagi keberlangsungan lingkungan, sosial dan tata kelola usaha,” imbuhnya.