Kesalahan Umum Investasi Saham yang Sering Dilakukan Pemula
- Tidak semua investor dapat menghasilkan tambahan penghasilan dan tidak semua investor mampu mengendalikan investasi mereka. Masalah muncul karena investor sering kali melakukan beberapa kesalahan dalam berinvestasi.
Bursa Saham
JAKARTA – Investasi saham adalah salah satu jenis investasi yang potensinya cukup menjanjikan, dan cocok untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka panjang. Di sisi lain, saham adalah instrumen investasi yang populer di kalangan investor karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Dilansir dari OJK, tidak semua investor dapat menghasilkan tambahan penghasilan dan tidak semua investor mampu mengendalikan investasi mereka. Masalah muncul karena investor sering kali melakukan beberapa kesalahan dalam berinvestasi.
Kesalahan dalam berinvestasi saham sulit dihindari, terutama bagi pemula, mengingat tingginya volatilitas pasar saham. Bagi Anda yang akan memulai investasi saham, yuk simak artikel berikut terkait kesalahan investasi saham yang masih sering dilakukan.
- Akulaku hingga Kredivo jadi Pinjol Terlaris, Total Pinjaman Capai Rp60,42 T
- Rumah Pensiun untuk Presiden Indonesia, Punya Siapa yang Paling Mahal?
- Kontroversi Harga Tanah Rumah Pensiun Jokowi, Cek Aturannya
Kesalahan Investasi Saham Bagi Pemula
Berikut beberapa kesalahan investasi saham bagi pemula yang harus diperhatikan:
1. Tidak Memiliki Tujuan Investasi yang Jelas
Investasi membutuhkan tujuan yang jelas. Anda perlu menetapkan apa yang ingin dicapai dari berinvestasi, seperti mengumpulkan sejumlah uang untuk biaya pendidikan anak di perguruan tinggi atau dana pensiun sebesar Rp500.000.000 pada usia 60 tahun.
Menetapkan tujuan seperti ini membantu mengarahkan strategi investasi Anda dengan lebih baik. Banyak investor, terutama mereka yang pemula, sering kali tidak memiliki tujuan investasi yang jelas. Mereka cenderung mengikuti tren tanpa memahami instrumen yang digunakan untuk berinvestasi.
2. Mengikuti Tren (FOMO)
Kesalahan umum dalam investasi saham adalah tergiur untuk mengikuti tren, yang sering disebut Fear of Missing Out (FOMO). Kesalahan ini terjadi saat investor terlalu fokus pada tren pasar tanpa melakukan analisis mendalam terhadap saham yang hendak dibeli.
Tren pasar bisa berubah dengan cepat, dan mengikuti tren tanpa pemahaman dasar dapat mengakibatkan keputusan investasi yang impulsif. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami fundamental perusahaan, prospek industri, dan kondisi pasar sebelum mereka membuat keputusan investasi.
3. Tidak Melakukan Analisis
Meskipun investasi dapat dilakukan melalui berbagai instrumen yang tersedia, tidak semua instrumen tersebut cocok untuk setiap orang.
Sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, disarankan untuk melakukan perhitungan dan pertimbangan sebelum menempatkan dana dalam jumlah yang besar pada suatu instrumen investasi.
Penting untuk melakukan analisis dengan cermat terhadap potensi keuntungan yang dapat diperoleh dalam periode tertentu, serta risiko yang mungkin timbul.
4. Over Diversifikasi
Diversifikasi adalah kunci dalam mengelola risiko agar tidak terlalu bergantung pada satu instrumen saja. Namun, terlalu banyak diversifikasi juga bisa menimbulkan masalah.
Over diversifikasi dapat membuat investor kehilangan fokus dan sulit mencapai keuntungan yang signifikan. Selain itu, biaya transaksi yang tinggi karena terlalu banyak aset dalam portofolio juga dapat mengurangi hasil investasi.
Maka, penting untuk membagi risiko investasi ke beberapa instrumen dengan hati-hati dan pertimbangan yang matang.
5. Tidak Realistis Terhadap Risiko
Dalam dunia investasi, tingkat risiko selalu sejalan dengan potensi hasil yang dapat dicapai. Semakin besar jumlah uang yang diinvestasikan, semakin tinggi pula tingkat risikonya. Banyak investor tergoda oleh keuntungan yang tidak realistis, terutama ketika risiko yang dihadapi terlihat rendah. Oleh karena itu, penting untuk tidak tergiur oleh janji keuntungan yang tidak masuk akal.
Pastikan institusi atau perusahaan yang menawarkan produk investasi telah memperoleh izin resmi oleh otoritas yang berwenang seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), atau Kementerian Koperasi dan UKM.
6. Fokus ke Jangka Pendek
Berinvestasi dalam jangka panjang umumnya lebih menguntungkan, meskipun memerlukan kesabaran lebih karena waktu yang dibutuhkan relatif lama. Banyak investor pemula sering hanya fokus mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek, padahal time horizon suatu instrumen investasi tergantung pada jenis investasi dan periode investasi berjalan.
7. Mudah Tergiur Saham Murah
Keyakinan bahwa saham murah adalah kesempatan investasi yang baik dapat menyesatkan. Saham yang murah seringkali ditawarkan karena masalah fundamental yang serius.
Investasi tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan dan prospek jangka panjang perusahaan yang menerbitkan saham tersebut dapat mengakibatkan kerugian besar. Jadi, penting untuk melakukan analisis fundamental yang mendalam sebelum membuat keputusan investasi.
8. Tidak Mengevaluasi Portofolio Saham
- Laba, Utang, dan Kredit Macet Fintech Lending Melonjak, Untung atau Buntung?
- Longsor Rp9.000 per Gram, Harga Emas Antam jadi Segini
- Bukan Boomers, yang Terjebak Pinjol Ilegal Justru Berasal dari Usia 26-35 Tahun
Investor yang tidak rutin mengevaluasi portofolio sahamnya mungkin melewatkan perubahan penting dalam kondisi pasar atau kondisi perusahaan. Evaluasi ini diperlukan untuk memastikan bahwa portofolio tetap konsisten dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan, serta untuk mengidentifikasi peluang atau risiko baru yang mungkin muncul.
Demikian beberapa kesalahan berinvestasi bagi pemula yang wajib kalian ketahui. Maka dari itu, berinvestasilah sesuai dengan rencana keuangan, kebutuhan dan tujuan keuangan kalian, ya!