Kesehatan Fisik dan Mental Dunia Turun selama Pandemi
- JAKARTA - Kesejahteraan di seluruh dunia mengalami tren penurunan sebagai salah satu dampak pandemi COVID-19.Hal ini diungkapkan oleh penyedia layanan kesehatan
Gaya Hidup
JAKARTA - Kesejahteraan di seluruh dunia mengalami tren penurunan sebagai salah satu dampak pandemi COVID-19. Hal ini diungkapkan oleh penyedia layanan kesehatan global yang berbasis di Amerika Serikat, Cigna dalam sebuah Survei Skor Kesejahteraan.
Survei ini merupakan hasil persepsi responden dari seluruh dunia terkait kesejahteraan. Dilakukan pada kuartal II-2021 di 21 negara termasuk Indonesia, Singapura, Amerika Serikat, Britania Raya, Perancis, dan Uni Emirat Arab, survei ini melibatkan lebih dari 18.000 responden.
Terdapat lima aspek utama yang dinilai, yakni kesehatan fisik, hubungan sosial, keluarga, finansial dan pekerjaan.
- Penataan Kawasan Wisata Danau Toba Rp57,9 Miliar Ditarget Rampung Akhir September 2021
- Tayang di Netflix, Simak Sinopsis Film Joko Anwar Perempuan Tanah Jahanam
- Harganya Mahal Banget, 5 Barang Fashion Branded Ini Sering Dijadikan Investasi
“Dunia berubah dengan begitu drastis ketika WHO mengumumkan pandemi global pada Maret 2020. Seluruh dunia dipaksa untuk beradaptasi dengan tantangan yang ada. Survei ini diharapkan dapat membuka wawasan kita akan dampak pandemi, serta bagaimana masyarakat berusaha menjaga kesejahteraan mereka," mengutip President Director & CEO, Cigna Indonesia Phil Reynolds dalam hasil riset tersebut, Minggu, 3 Oktober 2021.
Pandemi dan turunnya skor kesejahteraan
Data survei ini menunjukkan adanya penurunan skor kesejahteraan yang konsisten di seluruh negara responden.
Di Indonesia, tingkat kesejahteraan mengalami penurunan setelah tiga tahun berturut-turut mengalami peningkatan. Indeks Kesejahteraan Indonesia 2021 berada di angka 63.8, di atas negara tetangga Singapura (59.2) dan Thailand (62.5).
Paling terkena dampak adalah Pilar Kesejahteraan Sosial dengan skor penurunan sebesar 1.5. Hal ini disebabkan salah satunya oleh pembatasan (lockdown) yang diterapkan di negara-negara dunia sehingga tidak memungkinkan masyarakat untuk menjalani mobilitas seperti biasanya.
Pentingnya kesehatan mental dan tingkat stres
Kesadaran akan kesehatan mental merupakan salah satu tema kunci pada saat pandemi. Aspek ini menempati urutan teratas dalam kesejahteraan.
Secara global, 72% responden menilai kesehatan mental memberi pengaruh yang sangat penting pada kesehatan dan kesejahteraan pribadi. Sementara itu, kesehatan fisik berada di urutan kedua dengan presentase 70%.
- Penataan Kawasan Wisata Danau Toba Rp57,9 Miliar Ditarget Rampung Akhir September 2021
- Tayang di Netflix, Simak Sinopsis Film Joko Anwar Perempuan Tanah Jahanam
- Harganya Mahal Banget, 5 Barang Fashion Branded Ini Sering Dijadikan Investasi
Di Indonesia, secara umum tingkat stress tercatat lebih rendah dibandingkan dengan Singapura. Meskipun demikian, Indonesia tetap mengalami peningkatan stres dari 73% pada awal 2020, menjadi 75% pada 2021.
Dalam hal ini, perempuan di Indonesia mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden laki-laki.
Faktor penyebab stres yang paling utama adalah ketidakpastian situasi, berita mengenai COVID, serta kekhawatiran akan kondisi keuangan pribadi dan keluarga.
Dampaknya, mereka menjadi lebih pemarah, tidur terganggu, tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan rutinitas sehari-hari, serta mengalami depresi.
Meskipun demikian, pandemi akhirnya juga mengubah cara pandang orang terhadap kesehatan mental. Sebanyak 55% orang Indonesia kini mengatasi tantangan kesehatan mental dengan mengaplikasikan jalan hidup sehat, seperti berolahraga, makan dengan sehat, dan cukup tidur. Hasil ini menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesehatan emosional dan fisik semakin membaik.
Dukungan tempat bekerja bagi kesehatan mental
Survei ini juga mengungkapkan bahwa rutinitas baru bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) membawa dampak yang positif. Sebanyak 35% masyarakat Indonesia memilih bekerja penuh waktu dari rumah, dan 33% lainnya memilih bekerja dari rumah dan dari kantor, sesuai kebutuhan.
Adapun salah satu alasan utama bekerja dari kantor adalah fasilitas dan infrastruktur yang lebih terjamin, seperti jaringan internet.
Di sisi lain, sebagian besar responden mengatakan jam kerja mereka justru lebih panjang ketika di rumah. Namun, sistem WFH dinilai lebih aman dari paparan virus, memiliki waktu untuk keluarga, tidak harus berpenampilan formal dan menghemat waktu bermacetan di jalanan.
Vaksinasi sebagai faktor pendukung pemulihan ekonomi
Hingga pertengahan September, setidaknya hampir 6 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan kepada masyarakat dunia, dan sebanyak 32% populasi telah menerima vaksin penuh. Survei ini menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi juga memiliki tingkat indeks skor kesejahteraan yang cukup tinggi, seperti Amerika Serikat, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Di Indonesia sendiri, program vaksinasi masih terus berjalan dengan sekitar 16% populasi yang telah divaksinasi 2 dosis. Survei ini menunjukkan pentingnya program vaksinasi COVID-19 yang sukses untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan pulihnya dunia baik secara ekonomi dan sosial.