Ketergantungan Gas Alam dengan Rusia, Inflasi Hingga 10 Persen Menghantui Jerman
- Gazprom telah memotong aliran gas pipa menjadi hanya 20% dari kapasitasnya, dengan alasan masalah teknis
Dunia
BERLIN- Tingkat inflasi Jerman akibat krisis energi diramalkan bisa mencapai lebih dari 10%. Hal ini diungkapkan Gubernur Bank Sentral Jerman, Joachim Nagel pekan lalu.
Komentar tersebut dilontarkan Nagel bersamaan dengan aksi perusahaan raksasa gas Rusia, Gazprom yang mengumumkan penutupan tiga hari dari pipa utama Nord Stream 1 karena alasan pemeliharaan Jumat lalu.
Seperti diketahui, pipa tersebut merupakan jalur yang berkontribusi untuk mengirimkan gas alam ke Eropa. Gazprom mengatakan pipa tersebut membutuhkan pemeliharaan dan akan ditutup mulai 31 Agustus hingga 2 September.
Hal ini tentunya membuat dana yang dihabiskan Jerman untuk menyetok pasokan gas alam akan naik lebih tinggi. Sebab mengutip Bussines Insider Selasa, 23 Juli 2022, Gazprom telah memotong aliran gas pipa menjadi hanya 20% dari kapasitasnya, dengan alasan masalah teknis.
- Berlaku Bulan Depan, Jokowi Naikkan Tarif Royalti Batu Bara 13,5 Persen
- Dirut Jhonlin Agro (JARR) Milik Haji Isam Undur Diri, Ini Alasannya
- Penduduknya Pernah Diterpa Malapetaka, Inilah 3 Tempat yang Disebut Desa Terkutuk
Seperti diketahui, pasokan gas alam dari Rusia ke Jerman memang tampak tersendat sejak Negeri Beruang Merah melakukan invasi ke Ukraina.
Pada peperangan tersebut, Jerman menuduh Rusia mempersenjatai gas untuk membalas sanksi atas perang Ukraina, dan bersiap menghadapi krisis energi yang parah musim dingin ini.
Krisis energi Jerman diperparah oleh gelombang panas musim panas yang berkelanjutan yang menyebabkan sungai Rhine mengering dan mengganggu jalur transportasi utama untuk pengiriman energi.
"Jika masalah pengiriman lebih lanjut ditambahkan, misalnya karena tingkat air rendah yang berkepanjangan, prospek ekonomi untuk paruh kedua tahun ini akan semakin memburuk," kata Nagel.
Para pemimpin industri Jerman juga telah memperingatkan kesulitan ekonomi yang parah jika gas Rusia dihentikan sepenuhnya. Untuk menghemat energi, ekonomi terbesar di Eropa itu sudah mulai mematikan beberapa pemanas dan lampu.
Saat ini, Ekonomi Jerman tercatat mengalami stagnasi pada kuartal kedua 2023. Berdasarkan BPS Jerman, pertumbuh Ekonomi Jerman tercatat 0% selama kuartal pertama.
Di sisi lain, inflasi naik ke level tertinggi 40 tahun sebesar 7,5% pada Juli dari tahun lalu, terutama karena harga energi yang tinggi. Jika nantinya inflasi benar-benar menyentuh 10%, tentunya merupakan sebuah rekor bagi Jerman dalam tujuh dekade terakhir.
Pada Juli lalu, Bank Sentral Jerman pernah meramalkan tingkat inflasi 2023 mencapai 4,5%. Namun Nagel mengatakan bahwa terjadi kenaikan harga di angka rata-rata lebih dari 6%.
"Ketika krisis energi semakin dalam, kemungkinan resesi akan muncul pada musim dingin mendatang," tambah Nagel.