Ilustrasi keterkaitan perusahaan dengan isu lingkungan, sosial dan tata kelola
Nasional & Dunia

Keterkaitan ESG dengan Keberlangsungan Perusahaan

  • NASA menyatakan aktivitas manusia sekitar satu abad terakhir telah mengganggu keseimbangan bumi terutama melalui pembakaran bahan bakar fosil yang berdampak pad

Nasional & Dunia

Rizanatul Fitri

JAKARTA - NASA menyatakan aktivitas manusia sekitar satu abad terakhir telah mengganggu keseimbangan bumi terutama melalui pembakaran bahan bakar fosil yang berdampak pada peningkatan karbon dioksida ke udara sehingga suhu bumi meningkat.

Untuk mengurangi dampak negatif bagi bumi, saat ini hampir semua negara di seluruh dunia menerapkan kebijakan ESG.

Environmental, Social, and Governance (ESG) atau yang sekarang dikenal dengan sustainability (keberlanjutan) merupakan standar perusahaan yang dalam praktiknya menerapkan environmental (lingkungan), social (social), dan governance (tata kelola).

Dikutip dari kemenkeu.go.id, Implementasi ESG adalah tindak lanjut dari agenda G20 Presidensi Indonesia terkait infrastruktur berkelanjutan dan investasi infrastruktur yang berkualitas (quality infrastructure investment).

Chief Executive Officer (CEO) PT Schroders Investment Management Indonesia Michael T. Tjoajadi mengatakan ESG sangat penting bagi investor, pemilik saham dan perusahaan untuk turut serta dalam keberlanjutan. 

“Apabila mereka tidak memiliki fokus terhadap hal tersebut, maka perusahaan akan terancam,” jelas Michael dalam keterangan resmi pada Rabu, 12 Juli 2023.

Dikutip dari mckinsey.com, isu lingkungan, sosial dan tata kelola dalam ESG memainkan peran yang semakin meningkat dalam keputusan perusahaan seputar merger, akuisisi, dan investasi.

Karena tujuan penerapan ESG tidak hanya memastikan perusahaan mendapat keuntungan, tapi bagaimana dampak perusahaan terhadap dunia dan masyarakat secara keseluruhan.

Mengapa Perusahaan Perlu Menerapkan ESG?

Saat ini perusahaan-perusahaan besar dunia berupaya mencapai emisi nol bersih atau dikenal dengan “net zero emissions” karbon pada 2050.

Dilansir news.standford.edu menyatakan rata-rata suhu dunia lebih panas 1,1oC dibandingkan sebelum adanya pembakaran fosil yang terjadi pada 1800-an. Hal ini terjadi karena adanya serangkaian dampak dari pemanasan, termasuk kebakaran hutan yang lebih sering, curah hujan dan banjir yang lebih ekstrem, dan lebih lama serta gelombang panas yang lebih intens.

Untuk itulah, terjadi Paris Agreement 2015 untuk membatasi kenaikan suhu global hingga di angka minimun 1,5oC dan di bawah 2oC di tingkat industri.

Jadi dapat disimpulkan, perusahaan di seluruh dunia melalui penerapan ESG sebagai bentuk upaya mengurangi emisi karbon hingga di angka minimum.

Oleh karena itu, suatu perusahaan harus fokus pada penerapan ESG karena hal ini menjadi salah satu penilaian utama investor ketika berinvestasi. Disamping itu, beberapa negara juga sangat ketat menerapkan kebijakan ESG pada perusahaan.

Apabila perusahaan tidak menerapkan ESG dan melanggar kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal tersebut, maka perusahaan akan memiliki citra buruk karena tidak patuh pada kebijakan pemerintah dan tidak memiliki niat baik dan upaya memperbaiki kelangsungan hidup di bumi.