Ketika Prabowo Berhadap-hadapan dengan Bursa Saham
- Presiden Prabowo Subianto mengatakan investor retail atau kecil sulit memiliki peluang untuk meraih keuntungan di bursa saham. Hal ini lantaran para bandar memiliki kekuatan yang besar untuk mengendalikan harga sebuah saham.
Bursa Saham
JAKARTA—Presiden Prabowo Subianto mengatakan investor retail atau kecil sulit memiliki peluang untuk meraih keuntungan di bursa saham. Hal ini lantaran para bandar memiliki kekuatan yang besar untuk mengendalikan harga sebuah saham.
Pernyataan kontroversial itu disampaikan Presiden dalam pembukaan Sidang Tanwir dan Milad ke-122 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Rabu, 4 Desember 2024. “Saya kasih tahu ya, main-main saham itu kalau orang kecil pasti kalah. Yang menang bandar besar yang kuat,” ujar Prabowo, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut Prabowo, bermain saham sama saja berjudi bagi rakyat kecil. Dia mengaku memiliki teman seorang ahli matematika yang frustrasi usai terjun sebagai investor di bursa saham. Temannya itu bermain saham dengan mengandalkan algoritma yang dikuasai.
“Hidupnya stres jika harga saham turun. Itu Pak Trenggono manthuk-manthuk (manggut-manggut tanda setuju),” canda Prabowo ke Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono yang turut hadir di acara. Prabowo mengaku sempat diremehkan para investor di bursa saham ketika membuat program makan bergizi gratis.
Mereka menilai program tersebut akan membuat harga saham turun. Prabowo sendiri menegaskan bahwa dirinya tak memiliki saham di emiten manapun. “Rakyat di desa juga enggak punya saham, benar? Kalau saham jatuh ya pemain-pemain bursa itu (yang terdampak).”
Lesu Usai Pelantikan
Menurut catatan TrenAsia.com, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung lesu usai Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dilantik pada 20 Oktober 2024 lalu. Sebulan pemerintahan mereka, IHSG mengalami penurunan sebesar 7,46%.
Pada 22 November 2024, IHSG berada di level 7.180 atau terjun 579 poin dibanding sebelum Prabowo dilantik. Penurunan itu mencerminkan sentimen pasar yang kurang positif terhadap kondisi ekonomi di bawah kepemimpinan baru. IHSG bahkan nyaris rontok ke level 7.000 pada awal Desember 2024.
Pada Senin, 2 Desember 2024, IHSG ditutup di level 7.046,99. Baru dua hari terakhir bursa saham mengalami penguatan cukup signifikan. Rabu ini, IHSG ditutup menguat 131 poin ke level 7.326,76. Meski demikian, penguatan itu belum menutup gap harga saham sebelum Prabowo berkuasa, di mana IHSG berada di kisaran 7.700-an.
Di samping iklim nasional, penurunan tajam IHSG tidak lepas dari dinamika global. Hal ini terutama hasil Pemilu Amerika Serikat pada 5 November 2024, yang mengantarkan Donald Trump kembali ke Gedung Putih. Kemenangan ini menciptakan guncangan di pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
Ekonom Senior PT Bahana TCW Investment Management, Emil Muhammad mengatakan setelah pengumuman kemenangan Trump. Ketidakpastian arah kebijakan Trump menjadi faktor utama kekhawatiran pasar.
Emil menjelaskan dominasi Partai Republik di Senat dan House of Representatives memperkuat posisi Trump dalam menjalankan kebijakan yang lebih agresif. Hal ini memicu perubahan besar di pasar global.
Baca Juga: Satu Bulan Prabowo-Gibran: IHSG Anjlok 7,46 Persen, Faktor Domestik atau Global?
Itu termasuk lonjakan yield US Treasury dari 3,7% pada September menjadi 4,45% pada November 2024, mendorong aliran modal keluar dari negara berkembang seperti Indonesia.
“Selama periode 6-12 November 2024, terjadi arus keluar dana asing senilai Rp14,17 triliun, terdiri dari jual neto Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp6,05 triliun dan jual neto pasar saham sebesar Rp8,12 triliun,” jelasnya.
Meski demikian, aktivitas di bursa saham kemungkinan bakal kembali menguat seiring momentum window dressing. Di akhir tahun, window dressing menjadi peluang bagi investor untuk mengoleksi saham-saham unggulan, yang mendorong peningkatan aktivitas perdagangan saham.
“Pasar juga mendapat dukungan dari data perdagangan kemarin, yang mencatatkan inflow investor asing sebesar Rp796,99 miliar di pasar reguler," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya. Realisasi investasi yang positif juga diyakini bakal membuat IHSG kembali perkasa.
Data Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan realisasi investasi periode Januari hingga September 2024 mencapai Rp1.261,43 triliun, atau 76,45% dari target yang dicanangkan Presiden, yaitu Rp1.650 triliun. “Pencapaian ini menunjukkan bahwa para investor masih tertarik berinvestasi di Indonesia,” tambah Pilarmas.