Ketika Transaksi Lokapasar Tembus 2 Kali Lipat Dana Perlindungan Sosial
- Transaksi e-commerce atau lokapasar di Indonesia pada tahun ini diperkirakan mencapai US$65 miliar atau Rp1.027 triliun. Angka tersebut ditopang masifnya kontribusi fitur live streaming yang meningkat empat kali lipat dalam dua tahun terakhir.
Tekno
JAKARTA—Transaksi e-commerce atau lokapasar di Indonesia pada tahun ini diperkirakan mencapai US$65 miliar atau Rp1.027 triliun. Angka tersebut ditopang masifnya kontribusi fitur live streaming yang meningkat empat kali lipat dalam dua tahun terakhir.
Proyeksi total transaksi yang menembus seribuan triliun bisa dibilang fantastis. Nominal tersebut setara dua kali lipat anggaran perlindungan sosial yang diplot pemerintah di APBN 2025 sebesar Rp504,7 triliun. Angka Rp1.027 triliun juga melebihi anggaran pendidikan tahun depan sebesar Rp722,6 triliun dan transfer ke daerah Rp919,9 triliun.
Informasi yang dihimpun TrenAsia.com, kontribusi fitur live streaming dan video pendek di Lokapasar seperti Shopee, Bukalapak, TikTok Shop Tokopedia, Lazada dan Blibli melejit dari 5% pada 2022 menjadi 20% pada tahun ini. Data itu mencuat dalam laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk ‘e-Conomy SEA 2024’.
Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, mengatakan video commerce dan live shopping perlu menjadi strategi penting semua bisnis e-commerce hari-hari ini. Ini karena konten yang dibuat oleh kreator menjadi bagian penting dari pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja. “Jadi sudah tidak bisa diabaikan,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 13 November 2024.
Kontribusi Besar di Ekonomi Digital
Laporan mencatat sekitar 44% pembeli menggunakan video sebagai penentu keputusan dalam berbelanja online. Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan pedagang online menggunakan fitur live streaming dan video untuk mendorong penjualan.
Apalagi, lokapasar saat ini menjadi sektor dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi digital di Indonesia yang diperkirakan mencapai US$90 miliar atau Rp 1.424 triliun tahun ini. Nilai transaksi e-commerce tahun ini diperkirakan naik 11% dibandingkan tahun lalu menjadi US$65 miliar.
Hal ini merupakan peningkatan yang signifikan mengingat kenaikan selama 2022-2023 atau pandemi COVID-19 hanya di kisaran 1%. Persaingan e-commerce yang semakin ketat dengan bergabungnya TikTok Shop dan Tokopedia juga dianggap semakin menggairahkan pasar.
“Langkah ini meningkatkan persaingan pasar, serta membuat platform lain meninjau ulang dan memperkuat strategi pertumbuhan bisnis guna mempertahankan pangsa pasar,” kata Google, Temasek, dan Bain dalam laporan.
Baca Juga: GOTO, BUKA, dan BELI Harus Menyongsong Peluang Jangka Panjang
Proyeksi nilai ekonomi digital Indonesia sebesar Rp1.424 triliun pada tahun ini juga bisa dibilang cukup impresif. Angka tersebut naik 13% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 80 miliar.
Sektor dengan peningkatan paling tinggi yakni pariwisata atau online travel, yang naik 24% menjadi US$9 miliar. Selain itu ada e-commerce atau lokapasar yang naik 11% menjadi US$65 miliar atau Rp975 triliun. Adapun sektor transportasi dan makanan yang naik 13% menjadi US$9 miliar serta media naik 12% menjadi US$8 miliar.
Sementara itu, sektor fintech yang terdiri dari pembayaran online naik 19% menjadi US$404 miliar, pinjaman online naik 27% menjadi US$9 miliar, aset kelolaan alias AUM investasi online naik 32% menjadi US$5 miliar, dan asuransi online naik 18% menjadi US$200 juta.