Flamingo
Sains

Keunikan Flamingo: Bulu Merah Muda hingga Berdiri dengan Satu Kaki

  • Flamingo terkenal dengan bulunya yang berwarna merah muda cerah, kaki seperti penyangga, dan leher berbentuk S.
Sains
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Flamingo terkenal dengan bulunya yang berwarna merah muda cerah, kaki seperti penyangga, dan leher berbentuk S. Burung ini begitu populer terutama di Amerika.

Flamingo berasal dari Bahasa Spanyol dan Latin, yaitu “flamenco,” yang mengacu pada warna api atau merah pada bulunya. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua jenis flamingo memiliki warna merah, ada juga yang berwarna oranye.

Ketika seekor flamingo menemukan potensi makanan—makanan favoritnya termasuk udang, siput, dan organisme air berbentuk tumbuhan yang disebut alga—mereka menusukkan kepala ke dalam air, memutar kepalanya terbalik, dan menyendok ikan menggunakan paruh atasnya seperti sekop. Mereka mampu “berlari” di atas air, berkat kakinya yang berselaput, untuk mendapatkan kecepatan sebelum terbang ke udara.

Flamingo membangun sarang yang terlihat seperti gundukan lumpur di sepanjang saluran air. Di puncak gundukan, di lubang yang dangkal, betina bertelur. Orang tua bergiliran duduk di atas telur agar tetap hangat. Setelah sekitar 30 hari, telur menetas.

Flamingo muda terlahir putih, dengan bulu yang lembut dan paruh lurus. Paruh itu perlahan-lahan melengkung ke bawah seiring dengan pertumbuhan flamingo. Kedua orang tua merawat anak flamingo yang baru lahir, memberinya makanan berupa cairan yang dihasilkan dalam sistem pencernaan mereka sendiri.

Flamingo (birdfact.com)

Anak-anak meninggalkan sarang setelah sekitar lima hari untuk bergabung dengan flamingo muda lainnya dalam kelompok kecil, kembali kepada induknya untuk makanan. Orang tua mengidentifikasi anak mereka melalui suara mereka. Setelah sekitar tiga minggu, flamingo dewasa dan muda menjadi kelompok besar yang disebut crches.

Saat dewasa, flamingo bulunya menjadi merah muda. Hal ini karena pengaruh dari yang mereka makan. Seperti diketahui, makanan di alam mengandung pewarna alami yang membuatnya berwarna kuning, oranye, atau merah. Namanya carotenoid. Zat ini juga terdapat pada aneka makanan yang dikonsumsi flamingo.

Flamingo adalah hewan yang termasuk omnivora (pemakan segala). Selain tumbuhan, mereka juga mengonsumsi daging, moluska (hewan lunak), crustacea (udang), dan ikan kecil. 

Tingkat konsumsi makanan yang mengandung pigmen merah berpengaruh pada warna bulu mereka. Semakin banyak mereka makan makanan yang mengandung pigmen merah, semakin merah warna bulunya.

Hal ini juga menjelaskan mengapa warna bulu flamingo bisa lebih merah di daerah yang kaya akan sumber makanan daripada di daerah yang memiliki sedikit makanan. Ini disebabkan oleh perbedaan tingkat kandungan carotenoid dalam makanan yang tersedia di berbagai wilayah di seluruh dunia.

Oleh karena itu, spesies flamingo yang tinggal di daerah yang berbeda memiliki warna bulu yang berbeda pula. Ketika flamingo berhenti mengonsumsi makanan yang mengandung carotenoid, bulu baru yang tumbuh akan menjadi lebih pucat.

Sebagian besar spesies flamingo tidak terancam punah, meskipun flamingo Andes terdaftar sebagai spesies yang rentan, dan flamingo Chili, Lesser, dan Puna hampir terancam.

Flamingo memang burung yang menakjubkan. Keindahan bulunya bukanlah satu-satunya hal yang membuatnya menarik, melainkan perilakunya yang unik juga. Selama bertahun-tahun, burung ini telah menjadi objek penelitian yang memicu rasa ingin tahu para ilmuwan. 

Belum lama ini, misalnya, peneliti berhasil menjelaskan mengapa flamingo suka berdiri dengan satu kaki, bahkan saat tidur. Penelitian tersebut menemukan bahwa sendi kaki flamingo memiliki posisi istirahat yang terkunci saat mereka berdiri dengan satu kaki, sehingga menghemat energi yang digunakan. 

Peneliti juga menggunakan flamingo yang telah mati untuk mengungkap misteri ini. Hasilnya, mereka bisa berdiri dengan satu kaki tanpa bantuan sama sekali, fenomena yang disebut sebagai “berdiam gravitasi pasif.”