Khawatir Bakal Kabur, Mantan CEO Binance Dilarang Pergi Keluar AS
Dunia

Khawatir Bakal Kabur, Mantan CEO Binance Dilarang Pergi Keluar AS

  • Changpeng Zhao harus tetap berada di Amerika karena dikhawatirkan akan melarikan diri ke Uni Emirat Arab (UEA

Dunia

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Pendiri dan mantan CEO Binance Changpeng Zhao harus tetap berada di Amerika karena dikhawatirkan akan melarikan diri ke Uni Emirat Arab (UEA). Putusan ini disampaikan oleh salah seorang hakim federal di Seattle, Amerika Serikat pada hari Kamis, 7 Desember 2023. 

Perintah tersebut dikeluarkan setelah Departemen Kehakiman mengajukan banding atas keputusan hakim sebelumnya bahwa Zhao dapat kembali ke Uni Emirat Arab sambil menunggu sidang hukumannya yang dijadwalkan pada bulan Februari.

Dalam keputusannya, Hakim Distrik AS Richard Jones menulis bahwa tidak lazim untuk membatalkan keputusan hakim sebelum menjatuhkan hukuman, namun ia telah teryakinkan oleh argumen Departemen Kehakiman bahwa Zhao berisiko melarikan diri. 

Untuk diketahui, Changpeng Zhao sebelumnya telah mengaku bersalah atas tuduhan pencucian uang. 

Zhao menghadapi hukuman maksimal 18 bulan penjara atas tuduhan pencucian uang, yang berasal dari dugaan Binance menutup mata terhadap transaksi kriminal di platformnya. 

Dalam salah satu denda perusahaan terbesar dalam sejarah AS, Binance bulan lalu setuju untuk membayar lebih dari US$4 miliar setara Rp61,99 triliun untuk menyelesaikan tuduhan tersebut sementara Zhao setuju untuk membayar US$50 juta setara Rp774,87 miliar secara pribadi.

Jones mencatat bahwa obligasi senilai US$175 juta setara Rp2,71 triliun (asumsi kurs Rp15.497) yang diposkan oleh Zhao adalah “besar atau bahkan belum pernah terjadi sebelumnya” tetapi kekayaan besar pendiri Binance berarti dia mungkin bersedia melepaskan obligasi tersebut sebagai imbalan atas kebebasannya.

“Ketakutan pemerintah didukung oleh keyakinannya bahwa sebagian besar kekayaan terdakwa disimpan di luar negeri dan keyakinan bahwa dia memiliki akses ke ratusan juta dolar dalam mata uang kripto,” tulis Jones.

Zhao adalah warga negara Kanada sejak dirinya pindah saat berusia 12 tahun, namun tidak lagi memiliki ikatan dengan negara tersebut. 

Dalam putusannya, Jones mengutip klaim yang belum diverifikasi oleh Departemen Kehakiman bahwa Zhao ditawari kewarganegaraan oleh UEA sebagai bukti lebih lanjut bahwa ia mungkin berisiko untuk melarikan diri dan akan memanfaatkan kurangnya perjanjian ekstradisi dengan AS di negara tersebut. 

Hakim juga menekankan bahwa Zhao adalah seorang “multimiliarder” dan keluarganya tinggal di UEA.

Namun Jones menyatakan bahwa Zhao tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat dan bahwa dia bisa tetap bebas sembari menunggu sidang hukumannya pada bulan Februari asalkan dia tetap berada di wilayah Amerika Serikat.