Khawatir Resesi, Warga Amerika Lebih Suka Menyimpan Uang Mereka Secara Tunai
- Perusahaan layanan asuransi dan manajemen aset global Allianz baru-baru ini melakukan survei dengan hasil yang cukup mengejutkan. Lebih dari separuh warga Amerika yang disurvei yaitu 55% mengatakan mereka khawatir terhadap resesi besar dan 54% mengaku menyimpan lebih banyak uang tunai daripada yang seharusnya.
Dunia
JAKARTA - Perusahaan layanan asuransi dan manajemen aset global Allianz baru-baru ini melakukan survei dengan hasil yang cukup mengejutkan. Lebih dari separuh warga Amerika yang disurvei yaitu 55% mengatakan mereka khawatir terhadap resesi besar dan 54% mengaku menyimpan lebih banyak uang tunai daripada yang seharusnya.
Wakil presiden wawasan konsumen Allianz, Kelly LaVigne mengatakan bahwa keputusan menyimpan uang secara tunai bisa merugikan. “Meskipun Anda mungkin tidak merasa kehilangan uang dengan menyimpannya dalam bentuk tunai, dalam jangka panjang Anda akan mengalami kerugian,” katanya.
“Uang yang disimpan dalam bentuk tunai, atau dalam rekening berbunga rendah, tidak mampu mengimbangi kenaikan biaya hidup. Idenya adalah untuk memasukkan strategi manajemen risiko yang juga dapat menurunkan volatilitas ke dalam strategi keuangan Anda sehingga Anda dapat berinvestasi dengan lebih percaya diri dan menghadapi penurunan pasar dalam jangka panjang.” jelas Kelly.
Masyarakat Amerika semakin pesimis terhadap perekonomian nasional. Dibandingkan dengan generasi lain, generasi milenial adalah generasi yang paling khawatir akan kehilangan pekerjaan.
Sebanyak 52% milenial merasa khawatir akan diberhentikan karena krisis ekonomi. Sebagai perbandingan, hanya 29% responden generasi X dan 25% responden baby boomer yang menyatakan hal yang salam.
- Rice Cooker Gratis Dipastikan Terdistribusi Tahun Ini
- Israel Resmi Deklarasikan Perang, AS Kerahkan Kapal Induk
- INFO BMKG: Gempa Guncang Boalemo di Laut 17 Km Barat Daya 5.6 Magnitudo
Menurut Allianz, penyebab utama munculnya kekhawatiran itu adalah akibat aset keuangan global yang turun hingga 2,7%. Angka ini merupakan penurunan terbesar sejak Krisis Keuangan Global pada tahun 2008.
Meski begitu, para ekonom di perusahaan global memproyeksikan hal yang sebaliknya. Mereka memperkirakan aset global akan tumbuh lebih besar dari tahun 2023.
Allianz memproyeksikan aset keuangan global akan bangkit kembali dari kerugian yang terjadi pada tahun 2022 dengan peningkatan aset keuangan global sebesar 6% pada akhir tahun 2023, dengan menulis, “Mengingat tingkat inflasi global sekitar 6% pada tahun 2023, para penabung di seluruh dunia seharusnya terhindar dari kerugian selama satu tahun lagi pada aset keuangan mereka.”
Untuk diketahui inflasi di Amerika tahun 2023 pernah menyentuh 6,4% saat awal tahun. Angka ini sudah turun sebesar 0,1% dari yang sebelumnya 6,5% pada Desember 2022. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan para ekonom yang memproyeksikan inflasi sebesar 6,2%.
Dilansir dari Reuters, inflasi di Amerika utamanya disebabkan oleh kenaikan harga makanan dan biaya sewa perumahan.