Khawatir Soal Kebocoran Informasi, Universitas di Jepang Batasi Penggunaan ChatGPT
Tekno

Khawatir Soal Kebocoran Informasi, Universitas di Jepang Batasi Penggunaan ChatGPT

  • Universitas di Jepang mulai batasi penggunaan chatbot OpenAI ChatGPT oleh mahasiswa di tengah kekhawatiran adanya kebocoran informasi dari penggunaan alat kecerdasan buatan.

Tekno

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Universitas di Jepang mulai batasi penggunaan chatbot OpenAI ChatGPT oleh mahasiswa di tengah kekhawatiran adanya kebocoran informasi dari penggunaan alat kecerdasan buatan.

Universitas tersebut adalah Universitas Sophia Tokyo, yang melarang penggunaan chatbot oleh mahasiswa untuk menulis tugas seperti esai, laporan, dan tesis.

“Penggunaan teks, source code program, hasil perhitungan yang dihasilkan oleh ChatGPT dan chatbot AI lainnya tidak diizinkan pada tugas apapun seperti makalah, laporan, esai, dan tesis, karena tidak dibuat oleh siswa sendiri,” kata universitas tersebut seperti yang dikutip dari The Independent oleh Trenasia pada 11 April 2023.

Jika ada yang nekat dan ketahuan oleh alat deteksi, maka tindakan tegas akan diambil sesuai dengan Aturan Disiplin Universitas tentang Pelanggaran.

Tidak hanya Universitas Sophia Tokyo, Universitas Tokyo juga menerbitkan dokumen baru di situs web internalnya dengan pedoman terbaru tentang penggunaan chatbot AI yang mencatat bahwa laporan harus dibuat oleh mahasiswa sendiri dan tidak dapat dibuat hanya dengan bantuan AI.

Universitas juga memperingatkan kepada para pengajarnya bahwa saat menggunakan tools AI generative untuk menilai dan menerjemahkan hasil penelitian yang tidak dipublikasikan dapat menyebabkan data menjadi bocor secara tidak sengaja baik sebagian atau seluruhnya.

Universitas juga menyarankan fakultas untuk memeriksa bagaimana AI merespons jawaban sebelum menugaskan latihan dan laporan kepada mahasiswa.

Tidak hanya Jepang, sebelumnya Jerman juga sedang mempertimbangkan larangan ChatGPT karena masalah privasi. Italia juga melarang penggunaan ChatGPT pada bulan lalu dengan mengatakan layanan AI akan diselidiki karena adanya masalah privasi.