Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media mengenai dana alokasi umum (DAU) usai menghadiri rapat paripurna di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 Desember 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Kick-off Presidensi G20 di Bali, Sri Mulyani Beberkan 3 Isu Prioritas Indonesia

  • Pembukaan (kick off) Presidensi G20 akan membahas tiga isu prioritas Indonesia selama Presidensi G20.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Keketuaan Presidensi G20 Indonesia telah dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 1 Desember 2021. Di jalur keuangan, pembukaan (kick off) Presidensi G20 dilaksanakan sepanjang 9-10 Desember 2021.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kick-off dibuka dengan pertemuan Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) di Bali yang membahas tiga isu prioritas Indonesia selama Presidensi G20.

"Di Indonesia Presiden menekankan 3 isu penting yang harus menjadi fokus dalam membahas di dalam G20 karena persoalan ekonomi saat ini sangat dipengaruhi atau disebabkan oleh pandemi," katanya dalam konferensi pers dilihat di Youtube Kemenkeu, Jumat, 10 Desember 2021.

Dia mengatakan isu pertama mengenai arsitektur kesehatan global. Dalam isu ini, Indonesia mendorong transformasi infrastruktur pendukung kesehatan negara-negara berkembang yang sistem kesehatannya masih sangat perlu untuk diperkuat.

Kemudian, Indonesia juga akan membahas isu ekonomi digital dengan fokus pada akses keuangan dan produktivitas pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Yang ketiga Bapak Presiden menekankan mengenai transisi energi menuju ekonomi hijau dan promoting sustainable infrastructure investment dan bagaimana kita bisa mendesain Finance untuk transisi energi," kata Sri Mulyani.

Selain ketiga isu tersebut, dia mengatakan, Indonesia juga akan mengawal beberapa agenda prioritas global yaitu mengintegrasikan risiko pandemi dan iklim dalam pemantauan risiko global, penguatan global financial safety net, dan meningkatkan arus modal.

Kemudian, melanjutkan inisiatif kesenjangan data, meningkatkan pengelolaan transparansi utang, mempercepat agenda infrastruktur menuju pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif, optimalisasi dukungan pembiayaan dari Bank Pembangunan Multilateral (MDBs), memperkuat kapasitas sistem kesehatan, serta melanjutkan dukungan untuk menarik investasi sektor swasta.

Sri Mulyani menambahkan pertemuan pertama dalam forum FCBD di Bali akan sangat menentukan tidak hanya bunyi bahwa Indonesia menjadi tuan rumah tetapi juga cakupan pembahasan serta substansi yang ingin dihasilkan pada pertemuan puncak para Kepala Negara pada bulan November 2022.

"Ini tentu akan menjadi prioritas kita untuk bisa menggalang kolaborasi global atau yang disebut multilateralisme yaitu bekerjasama secara bersama-sama karena masalah yang dihadapi dunia itu tidak tersekat-sekat oleh batas negara," katanya.

Dia menjelaskan, dalam Presidensi G20 2022, Indonesia mengusung tema Recover Together Recover Stronger. Tema ini menggambarkan solidaritas dari Indonesia terutama sebagai emerging country agar pemulihan ekonomi dunia akibat dampak dari pandemi selama 2 tahun ini bisa berjalan bersama-sama.

"Kita memahami bahwa G20 yang merupakan 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia yang menentukan lebih dari 80 persen ekonomi dunia dan 75 persen arus perdagangan dunia. Tentu apa yang terjadi dan juga apa yang akan dilakukan oleh negara-negara ini mempengaruhi seluruh dunia," ungkapnya.

Adapun, dalam pertemuan FCBD di Bali pada Kamis kemarin melibatkan Menkeu Italia, Menkeu Indonesia, dan Menkeu India. Menkeu Italia dan India memberikan pernyataan secara virtual.

Selain itu, dalam pembahasan Recover Together: Policy Setting for Smooth Exit Strategy dan Recover Stronger: Addressing Scarring Effect to Secure Future Growth menghadirkan panelis dari International Monetary Fund (IMF), Financial Stability Board (FSB), World Health Organization (WHO), World Bank, Bank for International Settlement (BIS), dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Pertemuan di Bali tersebut akan dijadikan acuan terhadap penyelenggaraan pertemuan-pertemuan G20 selanjutnya pada 2022.

Sri Mulyani mengatakan Indonesia mengajak dunia untuk memfokuskan kerja sama pemulihan pasca pandemi dan pembangunan yang berkelanjutan.

“Keketuaan Indonesia ini akan menjadi ajang bagi Indonesia menunjukkan perannya dalam memimpin forum global untuk mengatasi berbagai tantangan dan isu di tingkat dunia," katanya.