<p>Kilang minyak PT Pertamina (Persero) di Cilacap, Jawa Tengah. / Twitter @enamkosongsatu</p>
Industri

Kilang Cilacap Penuhi Sepertiga Kebutuhan BBM Nasional

  • JAKARTA – Genap beroperasi selama lima tahun, Kilang Residual Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV, PT Pertamina (Persero) merilis data capaian kinerja kilang paling strategis ini. Menurut data Pertamina, kilang dengan nilai investasi sebesar Rp11 triliun itu mampu memenuhi sepertiga kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional dan 60 % kebutuhan di Pulau […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Genap beroperasi selama lima tahun, Kilang Residual Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV, PT Pertamina (Persero) merilis data capaian kinerja kilang paling strategis ini.

Menurut data Pertamina, kilang dengan nilai investasi sebesar Rp11 triliun itu mampu memenuhi sepertiga kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional dan 60 % kebutuhan di Pulau Jawa.

“Pembangunan kilang Cilacap sejatinya menjadi bagian dari peta jalan pengembangan kilang Pertamina demi memenuhi kebutuhan pasar dan tuntutan teknologi kendaraan di masa mendatang,” kata Unit Manager Communication, Relations, & CSR RU IV Cilacap, Hatim Ilwan, Kamis, 8 Oktober 2020.

Hatim menjelaskan RFCC merupakan unit kilang yang memanfaatkan teknologi katalis untuk mengonversi minyak berat atau residu, baik atmosferik maupun vacuum residue oil menjadi produk lebih bernilai.

Terutama gasoline dan beberapa produk lain seperti LPG dan propylene. Sejak RFCC Beroperasi, produksi premium dari Kilang Cilacap naik dari 61.000 barrel per hari menjadi 91.000 barrel per hari.

Upaya Tekan Impor

Angka ini mampu mendongkrak total kapasitas produksi RU IV sebesar 17,8% hingga mencapai level 348 ribu barrel per hari. “Kondisi ini menumbuhkan optimisme pemerintah Indonesia terbebas dari impor BBM,” ujar Hatim.

RFCC mengolah Low Sulphur Waxy Residue (LSWR) sebanyak 62.000 barrel per hari dari Crude Distillation Unit (CDU) II menjadi produk bernilai tinggi. Di antaranya High Octane Mogas Component (HOMC) dengan kadar oktan lebih dari 93.

Diketahui, HOMC merupakan komponen minyak untuk meningkatkan kadar oktan pada premium dengan Research Octane Number (RON) 88, peningkatan produk LPG dan produk baru propylene. 

Saat resmi beroperasi 100%, unit kilang RFCC ini mampu memproduksi HOMC sekitar 37.000 barel per hari, LPG 1.066 ton per hari, dan 430 ton per hari produk propylene. Dari produksi HOMC tersebut, sebagian besar diproses lebih lanjut menjadi premium.

Adapun, kelebihan produksi HOMC dari Kilang Cilacap bisa digunakan untuk memproduksi pertamax dan premium di kilang-kilang lain. Dengan begitu, kehadiran RFCC menandai awal berdirinya kilang-kilang modern di RU IV Cilacap.

“RFCC yang disusul kilang-kilang pengembangan lainnya di RU IV Cilacap menjadi simbol ketahanan dan kemandirian energi negeri,” pungkas Hatim.