Bendera Korea Utara
Dunia

Kim Jong-Un Cek Rudal Jelajah Jelang Latihan Gabungan Korsel-AS

  • Pengumuman ini datang menjelang latihan tahunan Ulchi Freedom Shield, latihan gabungan besar antara Seoul dan Washington yang akan berlangsung hingga 31 Agustus.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un, mengunjungi unit angkatan laut dan mengawasi uji coba rudal jelajah strategis belum lama ini. Kunjungan itu menjelang dimulainya latihan militer bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Dilansir dari Channel News Asia, Senin 21 Agustus 2023, Kim memeriksa salah satu armadanya di Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang. Dia menyaksikan awak melakukan latihan peluncuran rudal jelajah strategis, demikian laporan agensi berita negara KCNA.

Media tersebut tidak menyebutkan kapan kunjungan itu dilakukan, atau memberikan rincian lebih lanjut mengenai jenis-jenis rudal yang diluncurkan, meskipun dijelaskan bahwa rudal-rudal tersebut “dengan cepat mengenai sasaran tanpa adanya kesalahan.”

Pengumuman ini datang menjelang latihan tahunan Ulchi Freedom Shield, latihan gabungan besar antara Seoul dan Washington yang akan berlangsung hingga 31 Agustus. Latihan ini bertujuan untuk mengatasi ancaman yang semakin meningkat dari Korea Utara yang bersenjata nuklir.

Pyongyang menganggap latihan semacam itu sebagai latihan persiapan untuk invasi dan telah beberapa kali memperingatkan bahwa mereka akan mengambil tindakan “berlebihan” sebagai respons.

Diduga para peretas asal Korea Utara telah mengincar latihan tersebut, dengan serangan melalui surel elektronik pada kontraktor Korea Selatan yang bekerja di pusat simulasi perang latihan gabungan kedua negara sekutu tersebut.

Pengumuman mengenai uji coba rudal jelajah juga datang beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden menjadi tuan rumah Pemimpin Korea Selatan Yoon Suk-yeol, bersama dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Camp David.

Dalam konferensi pers akhir pekan lalu, para pemimpin tersebut mengatakan mereka melihat “babak baru” dari kerja sama keamanan tiga arah yang erat setelah KTT, yang sebelumnya sulit dipercaya karena warisan pendudukan Jepang yang keras pada tahun 1910 hingga 1945 di semenanjung Korea.

Ini merupakan pertama kalinya para pemimpin tiga negara ini bertemu untuk pertemuan puncak mandiri, dan meskipun Cina menjadi topik utama, mereka juga membahas tentang Korea Utara.

Ketiga pemimpin tersebut setuju untuk rencana multi-tahunan latihan rutin di semua bidang, melampaui latihan satu kali sebagai respons terhadap Pyongyang, dan membuat “komitmen untuk berkonsultasi” secara resmi selama krisis, dengan Biden mengatakan mereka akan membuka jalur komunikasi cepat.

Para pemimpin juga sepakat untuk berbagi data secara real-time tentang Korea Utara dan siap mengadakan KTT setiap tahun.