Kim Jong-Un Janjikan Percepat Kesiapan Perang Militernya
- Pabrik tersebut memproduksi sistem artileri dan meluncurkan kendaraan untuk rudal balistik berkemampuan nuklir.
Dunia
PYONGYANG -Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un, pada 6 Agustus 2023 mengunjungi pabrik senjata utama negara dan janjikan percepat kesiapan perang militernya. Pabrik tersebut memproduksi sistem artileri dan meluncurkan kendaraan untuk rudal balistik berkemampuan nuklir.
Melansir Associated Press, selama tiga hari dan berakhir pada hari Sabtu lalu, Kim melakukan inspeksi untuk merespon latihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Latihan tersebut dikabarkan akan dilakukan akhir bulan ini untuk melawan ancaman Korea Utara yang dinilai semakin meningkat.
Semenanjung Korea sedang mengalami tingkat ketegangan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir karena laju uji coba rudal dari Korea Utara dan juga adanya latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Kim menggambarkan latihan militer tersebut sebagai upaya invasi, yang kemudian menyebabkan peningkatan aktivitas militer di keduanya pihak dalam siklus saling balas.
- Berlaku Mulai 14 Agustus, Cek Jadwal Operasional dan Layanan Publik Bank Indonesia Terbaru
- Rupiah Masih Berpotensi Melemah, PDB Kuartal II Bisa Jadi Sentimen Positif
- Ditinggal AS, Proyek Gasifikasi Batu Bara (DME) Mulai dari Awal Lagi
Menurut beberapa ahli, kunjungan Kim ke sejumlah pabrik senjata juga bisa dihubungkan dengan potensi kerja sama militer dengan Rusia, yang mungkin melibatkan pasokan artileri dan amunisi dari Korea Utara, terutama ketika Presiden Rusia, Vladimir Putin, mencari dukungan dari negara-negara lain dalam perang di Ukraina.
Koo Byoungsam, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang mengurus urusan antar-Korea, pada Jumat, 4 Agustus 2023 menyebutkan bahwa kunjungan bertahap Kim ke pabrik senjata kemungkinan bertujuan untuk menunjukkan kekuatan militer Korea Utara dalam menghadapi latihan militer bersama Amerika Serikat dan Korea Selatan dan juga sebagai komunikasi mengenai niatan untuk mengekspor senjata.
“Kami menyatakan penyesalan yang mendalam bahwa Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklir dan ICBM (rudal balistik antarbenua) serta senjata konvensional dengan mengorbankan kesejahteraan warganya,” kata Koo.
Dalam kunjungan di pabrik yang memproduksi sistem artileri kaliber besar, Kim menekankan tanggung jawab dan tugas penting pabrik tersebut untuk lebih meningkatkan persiapan perang militernya.
Kim memberikan pujian atas upaya pabrik dalam menerapkan "metode ilmiah dan teknologi" untuk meningkatkan kualitas cangkang, mempersingkat waktu pemrosesan tabung propelan, serta meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, Kim juga mendorong pabrik untuk terus maju dalam pengembangan dan produksi amunisi jenis baru dengan skala besar.
Kim melakukan kunjungan ke sejumlah pabrik senjata setelah menghadiri parade militer besar-besaran bulan lalu di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, di mana Kim bersama dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan seorang pejabat partai dari China meluncurkan misil terkuat yang dirancang dapat menjangkau Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Kehadiran Shoigu pada parade 27 Juli, yang datang setelah Kim membawanya dalam tur pameran senjata domestik, menunjukkan dukungan Korea Utara terhadap invasi Rusia ke Ukraina dan meningkatkan dugaan bahwa Korea Utara juga menjadi pemasok senjata untuk Rusia.