Kimia Farma Gandeng Pertamina Bangun Pabrik Petrokimia
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) menggaet kerja sama dengan anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dalam proyek pembangunan pabrik Paracetamol berkapasitas 3.800 ton per annum (TPA).
Industri
JAKARTA – PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) menggaet kerja sama dengan anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dalam proyek pembangunan pabrik Paracetamol berkapasitas 3.800 ton per annum (TPA).
Penandatanganan head of agreement (HoA) ini terlaksana berkat joint study (JS) kedua perusahaan terkait pemenuhan kebutuhan bahan baku obat (BBO) Indonesia. Di mana sekarang 95% BBO Indonesia masih berasal mengandalkan produk impor.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, kerja sama akan mencakup pengolahan produk petrokimia, yakni Benzene dan Propylene dari Kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap). Keduanya merupakan bahan utama membuat Para Amino Fenol (PAF) sebagai bahan baku Paracetamol.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
“Kerja sama ini membantu percepatan kemandirian industri farmasi nasional dan menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia melalui produksi Paracetamol,” terang Nicke dalam rilis resminya, Jumat, 8 Januari 2021.
Sementara itu Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma (Persero) Solehudin Al Ayubi menyebut, sinergi ini bakal mendukung ekosistem farmasi di Indonesia dari hulu ke hilir. Kelak, kata dia, kerja sama akan meningkatkan rantai pasok produk petrokimia dari Pertamina.
“Tentunya kami sangat mengepresiasi atas kerja sama ini dan kami berharap dapat memperkuat kemandirian industri farmasi nasional,” kata Solehudin.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury juga turut mengapresiasi kerja sama kedua perusahaan. Menurutnya, kerja sama itu bakal membantu Indonesia dalam memenuhi kebutuhan kesehatan yang saat ini menjadi semakin krusial di tengah pandemi COVID-19.
“Kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dalam rangka memulihkan ekonomi nasional,” terang Pahala dalam rilis resmi yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 8 Januari 2021.