Kinerja Ambrol, BUMN Kimia Farma Rugi Rp12,72 Miliar
-
Kinerja emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) ambrol hingga mengalami kerugian bersih Rp12,724 miliar pada 2019.
Hal ini berbanding terbalik dengan pencapaian tahun sebelumnya, ketika perseroan berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp491,565 miliar.
Industri
Kinerja emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) ambrol hingga mengalami kerugian bersih Rp12,72 miliar pada 2019.
Hal ini berbanding terbalik dengan pencapaian tahun sebelumnya, ketika perseroan berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp491,56 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan Kimia Farma yang dipublikasikan di keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 14 April 2020, kerugian tersebut disebabkan lantaran anjloknya laba tahun berjalan menjadi Rp15,89 miliar.
Laba tahun berjalan tersebut terjungkal 97% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018. Emiten berkode saham KAEF itu pada 2018 berhasil mengantongi laba tahun berjalan sebesar Rp535,08 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Beban usaha yang naik mencapai 23,6% year-on-year (yoy) turut menekan kinerja perseroan. Semula, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut mencatat beban usaha Rp2,59 triliun pada 2018 menjadi Rp3,21 triliun tahun lalu.
Kemudian, kerugian ini juga disebabkan lantaran perusahaan pelat merah itu menyalurkan ke pos kepentingan non pengendali sebesar Rp28,61 miliar. Jumlah tersebut melebihi laba tahun berjalan yang hanya Rp15,89 miliar.
Selisih kurs terhadap mata uang asing pada periode 2019 juga melejit 19,4% yoy menjadi Rp215,28 miliar. Padahal, selisih kurs pada periode sebelumnya hanya Rp180,25 miliar.
Kendati demikian, emiten farmasi itu mengalami kenaikan penjualan dari Rp8,45 triliun menjadi Rp9,4 triliun. Nilai asetnya juga meningkat 61,9% atau sebesar Rp18,35 triliun dari Rp11,32 triliun. Namun, hal ini tidak membantu perseroan untuk mencetak kinerja yang gemilang.
Secara detail, penjualan tersebut terdiri dari penjualan lokal pihak ketiga sebesar Rp7,96 triliun, penjualan lokal pihak berelasi menyumbang Rp1,24 triliun, penjualan Garam Kina Rp174,52 miliar, penjualan yodium dan derivate Rp12,51 miliar, dan penjualan obat serta alat kesehatan Rp3,01 miliar.
Pada perdagangan Selasa, 14 April 2020, saham KAEF ditutup naik 2,61% sebesar 35 poin ke level Rp1.375 per lembar. Kapitalisasi pasar saham KAEF mencapai Rp7,63 triliun dengan imbal hasil negatif 61,41% dalam setahun terakhir. (SKO)