<p>PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) melakukan pencatatan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 5 November 2018. / Dok. PT Kota Satu Propeti Tbk</p>
Industri

Kinerja Anjlok, Kerugian Kota Satu Properti Meningkat Hingga 358,7%

  • Jakarta-Emiten properti PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU) mencatat kerugian bersih mencapai Rp16,33 miliar sepanjang 2019. Angka itu meningkat tajam hingga 358,7% dari kerugian tahun sebelumnya yang hanya Rp3,56 miliar. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 20 April 2020, emiten berkode saham SATU itu memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp35,39 miliar. […]

Industri

wahyudatun nisa

Jakarta-Emiten properti PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU) mencatat kerugian bersih mencapai Rp16,33 miliar sepanjang 2019. Angka itu meningkat tajam hingga 358,7% dari kerugian tahun sebelumnya yang hanya Rp3,56 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 20 April 2020, emiten berkode saham SATU itu memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp35,39 miliar. Jumlah ini merosot 27,8% dari perolehan periode 2018 sebesar Rp49,04 miliar.

Seiring dengan merosotnya pendapatan, beban pokok penjualan juga ikut turun dari semula Rp29,56 miliar menjadi Rp20,95 miliar. Sehingga laba kotor perusahaan properti itu ikutan turun hingga 25,9% menjadi Rp14,44 miliar dari semula Rp19,48 miliar.

Peningkatan di beberapa pos beban turut berkontribusi terhadap lonjakan kerugian perusahaan. Pada beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp17,21 miliar naik tipis 3,8% dari Rp16,57 miliar.

Kemudian, pada beban keuangan tedapat peningkatan yang signifikan sebesar 105,7% menjadi Rp13,66 miliar pada periode 2019. Sementara, periode sebelumnya sebesar Rp6,64 miliar.

Perusahaan yang tercatat di BEI sejak 5 November 2018 ini, juga mengalami kenaikan pada beban pajak final dari Rp544,65 juta menjadi Rp669,98 juta.

Secara keseluruhan beban usaha pada periode 2019 meningkat sebesar 33%. Pada periode tersebut beban usaha perusahaan jika diakumulasikan totalnya menjadi Rp33,28 miliar atau naik dari Rp25,01 miliar.

Hal ini mendorong kerugian bersih perusahaan melambung tinggi hingga mencapai Rp16,33 miliar.

Di sisi lain, nilai aset perusahaan pun menurun 9,8% menjadi Rp282,27 pada tahun buku 2019. Sedangkan, pada tahun sebelumnya nilai aset tercatat sebesar Rp313,06 miliar.

Sementara pada sisi kewajiban, jumlah liabilitas perusahaan per 31 Desember 2019 turun tipis 8,7%. Sepanjang 2019, perusahaan mengurangi jumlah utangnya menjadi Rp182,84 miliar dari Rp200,43 miliar.