Kinerja Bank BUMN 2020: Laba BTN Paling Gemilang, Diikuti Mandiri, BRI, dan BNI
Empat bank BUMN, yakni BTN, Bank Mandiri, BRI, dan BNI secara berurutan meraup total laba bersih di tengah tahun pandemi senilai Rp41,18 triliun.
Industri
JAKARTA – Di tengah situasi sulit akibat pandemi COVID-19, dunia usaha dan keuangan harus berjibaku mencari strategi agar perusahaan mampu bertahan hingga tetap meraih pundi-pundi keuntungan. Tercermin dari empat anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang menuai hasil sangat variatif pada tahun buku 2020.
Jika diurutkan berdasarkan pertumbuhan laba bersihnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) paling gemilang dengan kenaikan hingga ratusan persen. Diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
Di urutan paling bontot, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) harus menelan pil pahit lantaran terkoreksi paling dalam di atas 50%.
Kendati sebagian besar laba bersih tahun lalu merosot dibandingkan dengan 2019, namun masih positifnya kinerja keuangan perseroan di atas mencerminkan fundamental bisnis yang solid.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Berikut Laba Bersih 4 Bank Pelat Merah pada 2020.
1. Bank BTN: Rp1,61 triliun, Naik 671,6%
Dalam dalam Rapat Dengar Pendapat virtual bersama Komisi XI DPR RI, Plt. Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu menyampaikan perolehan laba bersih perusahaan meroket 671,6% menjadi Rp1,61 triliun dari sebelumnya hanya Rp209 miliar pada 2019.
Sementara itu, kredit perusahaan ikut meningkat 1,7%. Dari sisi rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tercatat sebesar 4,24%, dengan tingkat coverage ratio dari kredit mencapai 117,30%.
Tak hanya laba bersih yang meningkat pesat, BTN juga melaporkan kenaikan aset sebesar 16,2% menjadi Rp362,23 triliun dari sebelumnya Rp311,77 triliun.
2. Bank Mandiri: Rp17,1 triliun, Turun 37,71%
Di tengah resesi, Bank Mandiri masih bisa meraup laba bersih sejumlah Rp17,1 triliun, turun 37,71% dibandingkan dengan 2019 yakni Rp27,5 triliun.
Pencapaian laba bersih pada 2020 juga berasal dari pertumbuhan fee based income 4,9% year-on-year (yoy) menjadi Rp28,7 triliun. Salah satu sumber pendapatan ini adalah transaksi online. Selama 2020 transaksi aplikasi Mandiri mencapai lebih dari 600 juta transaksi dengan nilai transaksi lebih dari Rp1.000 triliun.
Dari aspek penyaluran kredit, tahun lalu tercatat Rp892,8 triliun atau terkontraksi 1,61%. Adapun NPL gross tercatat sebesar 3,09%. Meski demikian, bank berlogo pita kuning ini tetap mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 8,4% menjadi Rp1.429,3 triliun hingga akhir tahun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
3. Bank BRI: Rp18,65 triliun, Turun 45,65%
Sebagai bank dengan aset konsolidasi terbesar yakni Rp1.511 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BRI mendapatkan laba bersih sebesar Rp18,65 triliun pada 2020. Laba itu turun 45,65% dibandingkan dengan 2019 sebesar Rp34,41 triliun.
Duit BRI banyak tergerus untuk menyiapkan bantalan buat kreditnya yang kualitasnya menurun. Sepanjang 2020, BRI melakukan restrukturisasi kredit sebagai dampak pandemi hingga senilai Rp186,6 triliun atau setara 21,2% dari portofolio kreditnya.
Imbasnya, bank yang fokus ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini harus melakukan pencadangan kredit hingga Rp65,16 triliun berbanding Rp38,36 triliun pada 2019.
4. Bank BNI: Rp3,28 triliun, Turun 78,7%
Dalam situasi ekonomi yang sulit pada 2020, kredit BNI masih tumbuh sebesar 5,3% menjadi Rp586,21 triliun daripada tahun sebelumnya sebesar Rp556,77 triliun.
Untuk mengurangi risiko akibat program restrukturisasi pinjaman, BNI melakukan pencadangan kredit hingga Rp22,59 triliun. Meningkat daripada tahun sebelum pandemi COVID-19 pada 2019 sebesar Rp8,84 triliun.
Secara kumulatif laporan keuangan BNI mencatat total pencadangan kredit pada 2020 sebesar Rp42,93 triliun berbanding Rp15,85 triliun pada 2019.
Lonjakan pencadangan itulah yang membuat laba BNI tahun lalu ambles menjadi Rp3,28 triliun. Padahal pada 2019, BNI masih mampu mencetak laba bersih senilai Rp15,38 triliun.
Jika diakumulasikan empat bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mencatat total laba bersih Rp41,18 triliun. (SKO)