<p>Mitra Driver Gojek menunggu customer di dekat logo Bank Jago di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Korporasi

Prospek Cerah, Lembaga Asing ini Ramalkan Saham ARTO Tembus Rp22.600

  • Credit Suisse memprediksi peningkatan harga yang signifikan pada saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) ke depan.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan berbagai torehan yang memuaskan. Pada semester I-2021, perseroan berhasil memperkecil kerugian. ARTO juga sukses mengalami pelesatan penyaluran kredit.

Berdasarkan laporan keuangan paruh pertama 2021, Bank Jago membukukan rugi bersih sebesar Rp47 miliar. Nilai ini menyusut sekitar 8% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp50,91 miliar.

Di samping itu, perseroan turut mencatat lesatan pertumbuhan kredit hingga 695% yoy dengan nilai Rp2,17 triliun pada Juni 2021. Secara kuartalan, kredit meningkat 68%. Sedangkan, secara tahunan meroket sebesar 139%.

Analis Credit Suisse Andri Ngaserin dan Gregorius Gary menilai ARTO memiliki peluang yang cerah di masa yang akan datang. Menurut mereka, perseroan dapat menjadi bank konsumer terbesar di Indonesia pada tahun 2030. 

Terdapat beberapa faktor yang mendorong hal tersebut, seperti integrasi dengan ekosistem GoTo di masa depan dan kuatnya manajemen perusahaan yang telah memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di industri keuangan.

“Katalis kunci di antaranya laporan keuangan tahun 2021, integrasi antara Jago dengan aplikasi GoTo, peluncuran aplikasi MSME Jago, dan adanya produk pinjaman digital milik perusahaan,” kata Andri dan Gregorius melalui riset yang diterima TrenAsia.com, Selasa, 27 Juli 2021.

Credit Suisse juga memprediksi peningkatan harga yang signifikan pada saham ARTO ke depannya. Target harga saham ARTO ditetapkan pada level Rp22.600 per lembar oleh perusahaan sekuritas global tersebut.

Seperti diketahui, ARTO telah mengintegrasikan layananannya sebagai platform pembayaran non-tunai di aplikasi Gojek dan tengah bersiap untuk meluncurkan lebih banyak integrasi pembayaran lainnya pada perusahaan raksasa teknologi lokal tersebut.

Pada 21 Juni 2021, total downloader aplikasi digital Jago sudah mencapai 750.000, dengan lebih dari 500.000 pengguna terdaftar. Dari jumlah tersebut, 130.000 nasabah Bank Jago telah sepenuhnya menggunakan verifikasi identitas secara elektronik atau dikenal dengan istilah e-KYC dengan saldo rata-rata Rp2 juta per nasabah. 

Dengan gambaran tersebut, Analis Trimegah Sekuritas Prasetya Gunadi dan Willinoy Sitorus memproyeksikan jumlah pengguna aplikasi digital Jago mencapai 1 juta pengguna hingga akhir tahun 2021.

Menurut manajemen ARTO, rata-rata saldo rekening digital Jago sendiri telah meningkat menjadi Rp2,5 juta – Rp3 juta per nasabah. Berkat kolaborasi dengan Gojek, Prasetya dan Willinoy melihat potensi peningkatan rata-rata saldo menjadi Rp3 juta – Rp4 juta per akun nasabah.

“Lebih banyaknya kolaborasi dengan Gojek akan meningkatkan pengalaman pelanggan lebih jauh dan berpeluang meningkatkan rata-rata saldo akun nasabah Jago,” ujarnya melalui riset yang diterima TrenAsia.com pada kesempatan yang sama.

Lebih lanjut, keduanya memproyeksikan total penyaluran kredit Bank Jago bisa menyentuh angka Rp4,9 triliun pada akhir tahun ini yang masih didominasi oleh pinjaman kemitraan. Mereka juga berharap, perseroan dapat memperluas digitalisasi keuangan ke segmen UMKM pada ekosistem GoTo di tahun 2022.

Trimegah merekomendasi beli saham ARTO dengan target harga jual di level Rp20.500. Prasetya dan Willinoy mengaku menggunakan penilaian campiran dari dua penilaian yang berbeda metodologi dalam menentukan target harga saham ARTO.

Di antaranya dengan menggunakan rasio pertumbuhan harga terhadap pendapatan (price earnings to growth/PEG) sebesar 1,4x untuk Bank Jago, yaitu 20% dari rata-rata tertimbang saat ini padaq rasio PEG untuk bank di bawah cakupan Trimegah.

Selain itu, Trimegah juga menggunakan metode nilai seumur hidup pelanggan. Dengan asumsi ARTO memiliki basis pengguna sebanyak 15 juta orang, maka nilai umur wajar per pelanggan akan menjadi US$1.170.