Kinerja Keuangan Entitas Anak Solid, Laba IFG Group Terdongkrak 178 Persen
- JAKARTA - Indonesia Financial Group (IFG) membukukan kinerja positif pada semester I-2021. Induk Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asuransi dan penjaminan
Industri
JAKARTA - Indonesia Financial Group (IFG) membukukan kinerja positif pada semester I-2021. Induk Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asuransi dan penjaminan ini meraup kenaikan laba tahun berjalan sebesar 178% year on year (yoy) pada paruh pertama tahun ini.
Perusahaan pelat merah ini mengumpulkan laba tahun berjalan sebesar Rp1,8 triliun. Capaian pertengahan tahun ini bahkan telah melebihi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) semester I-2021 yang sebesar Rp1 triliun.
Direktur Keuangan dan Umum IFG Group Rizal Ariansyah mengatakan rata-rata laba di entitas anak mengalami pertumbuhan sebesar 55% yoy. Dirinya menyebut industri asuransi yang tengah berkembang pesat menjadi momentum yang akan dimanfaatkan perseroan di sis tahun ini.
“Ini bukti signifikan kekuatan hasil kolaborasi dan komitmen bersama antara holding dan anak perusahaan sehingga kami masih bisa bertumbuh meski di tengah pandemi. Kami meyakini upaya improvement secara terus menerus pada aspek tata kelola perusahaan, bisnis dan keuangan dapat meningkatkan kinerja kami,” jelas Rizal dalam keterangan tertulis, Senin, 11 Oktober 2021.
- Gandeng Infokom, KPIG Kembangkan Infrastuktur dan Ekosistem Teknologi Tinggi di MNC Lido City
- MKBD Rendah, Universal Broker Indonesia Sekuritas Disuspensi dan Kena Denda Rp500 Juta
- Rambah Telemedicine, Telkomsel Luncurkan Robocall untuk Permudah Akses Rumah Sakit
Capaian laba ini juga dibarengi dengan penguatan pada aspek permodalan di IFG Grorup. Hal ini tercermin dari nilai ekuitas IFG Group yang mencapai Rp43,13 triliun atau lebih tinggi 2% dari RKAP semester I-2021.
Selain itu, likuiditas IFG tetap terjaga dengan catatan rasio lancar yang berada di kisaran 1,76 kali atau 27% lebih tinggi dibandingkan RKAP semester I-2021 yang sebesar 1,38 klai.
“kinerja positif di semester-I ini menunjukkan keberhasilan peran dan fungsi strategis IFG dalam memperkuat daya saing anak perusahaan di sektor asuransi, penjaminan, capital market dan investasi,” kata Rizal.
Penguatan entitas anak juga ditopang oleh pemerintah melalui suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp20 triliun kepada entitas anak IFG Group, yakni IFG Life. Dana ini diperlukan untuk penguatan modal dalam mengawal proses migrasi polis-polis sehat dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Target Selangit
Meski entitas anak tengah disbukkan oleh penyelesaian migrasi polis, Rizal bilang holding ini secara keseluruhan memiliki kinerja keuangan konsolidasi yang kuat. Tidak ingin puas, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir rupanya memasang target lebih dari sekedar kinerja keuangan yang stabil.
Mantan Bos Inter Milan ini menyebut IFG harus bisa menyaingi Ping An Insurance, perusahaan asuransi raksasa asal China. Erick berambisi IFG bisa sejajar dengan Ping An dengan sama-sama masuk ke dalam jajaran Fortune Global 500.
Untuk diketahui, Fortune Global 600 merupakan indeks 600 perusahaan dengan pendapatan tahunan terbesar di dunia.
“Transformasi asuransi yang profesional, kuat, dipercaya masyarakat dan mengikuti perkembangan zaman serta berdaya saing global. Seperti Ping An Insurance, perusahaan asuransi Asia yang masuk dalam jajaran atas Fortune Global 500,” ujar Erick dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Erick ingin IFG berkaca kepada Ping An yang diklaimnya menerapkan tata kelola perusahaan yang profesional. Selain itu, perusahaan asal negeri tirai bambu itu dikatakannya punya inovasi produk keuangan dan adopsi teknologi yang mumpuni.
Sebelum meluncurkan produknya, Ping An memang dikenal sebagai perusahaan yang mengandalkan big data dalam merancang produk. Selain itu, analisis big data yang dimiliki Ping An sudah memiliki taraf keamanan siber yang sangat baik.
Erick pun mendorong IFG bisa melakukan operasional yang menjanjikan. Baik dari segi layanan konsumen mau pun dari segi bisnis. IFG diklaim Erick menjadi salah satu kekuatan baru BUMN yang tumbuh sejak adanya pandemi COVID-19.
“Saat ini hanya ada satu arah untuk ekonomi kita dan BUMN kita, maju menjadi lebih kuat, terutama di masa pandemi ini yang telah membangunkan kita untuk mempercepat langkah kita,” kata Erick.